Kenapa Jadi PNS?
Setiap hari ada puluhan email, dm instagram, dan komentar blog yang masuk untuk menanyakan perihal pembukaan CPNS kemenkumham 2017. Mereka tahu blog saya semenjak saya share pengalaman suka duka saya menjadi petugas lapas. Dengan niat ingin membantu mereka yang minim info saya pun menulis pengalaman saya lulis tes cpns secara murni, bisa dibaca disini.
Semenjak itu ada banyak pertanyaan yang masuk mengenai teknis dan syarat tes cpns, tips-tips agar lulus, sampai curcol kegalauan mereka maju mundur mau tes cpns. Salah satunya seperti dibawah ini.
Untuk itu saya mau share lagi pengalaman saya "kenapa jadi PNS?" yang nanti berujung pengalaman saya menemukan passion.
Dari saya kecil, orang tua saya menanamkan untuk rajin belajar dan juara kelas. Orangtua saya terutama mama rajin menemani saya belajar, sehingga saya sama sekali nggak merasa tertekan. Dari orangtua dan guru di sekolah saya tahu bahwa pintar secara akademis itu akan membawa kita menjadi orang sukses kelak. Jadi nggak penting tuh bisa menggambar, menyanyi, jago mengarang cerita (terutama kalau ketahuan selingkuh #eh), kalau nggak pintar matematika dan ipa.
Hal itu terus tertanam sampai saya di bangku SMA, walaupun sudah agak stres sih karena kurikulum makin njelimet ditambah ada beberapa guru mata pelajaran yang killer abis jadi ilmu nggak masuk yang ada malah ketakutan. Ketika beliau masuk kelas rasanya dag dig dug kayak ada polisi razia sedangkan kita naik motor bonceng tiga.
Dari saya SD sampai SMA, pelajaran kesenian dan olahraga itu jadwalnya hanya seminggu sekali, dan waktunya hanya 1-2 jam. Sedangkan pelajaran eksakta bisa 3 kali seminggu dengan 12-18 jam pelajaran. Mabok!
Tapi di bangku SMA saya sudah mulai menemukan kesukaan saya terhadap dunia tulis menulis. Saya jadi salah satu redaksi utusan sekolah untuk rubrik anak muda koran lokal Jambi, dan mengirim puisi atau cerpen ke rubrik tersebut. Sayangnya saya nggak tahu bahwa kesukaan saya membaca dan menulis cerita itu namanya passion, dan bisa jadi sumber penghasilan hidup. Dulu yang saya tahu itu namanya hobi dan hanya untuk mengisi waktu luang. Saya juga suka public speaking seperti jadi mc atau sekedar membacakan hasil karangan di depan kelas. Tapi lagi-lagi saya nggak tahu bahwa kesukaan saya cuap cuap begitu bisa disebut passion yang menghasilkan.
source : here |
Long story short , tahun 2011 saya kuliah di jurusan pendidikan matematika. Awalnya saya maunya jurusan bahasa inggris, tapi SNMBPTN undangan malah lulus yang jurusan matematika. Orang tua saya bilang mau ngurusin untuk pindah jurusan, tapu kok ribet ya menurut saya jadilah dijalanin aja jurusan pendidikan Matematika.
Dari cerita di atas kelihatan banget saya anaknya "ngambang" (tolong jangan bayangin yang di atas kali). Nggak punya plan hidup dan hanya jalanin kesempatan yang ada didepan mata. Cita-cita atau impian tinggi? Nonsense. Malahan yang ada mikirinya pengen kuliah biar bisa dapat cowok anak kuliahan yang kece *korban FTV*.
Di bangku kuliah saya mulai ikut-ikut organisasi dari BEM, UKM Cinematografi, dan panitia ospek jurusan, juga ikut komunitas sosial di luar kampus. Dari ikut bermacam kegiatan saya mulai tahu aoa yang saya suka banget. Kalau ditunjuk jadi panitia acara saya sukarela jadi MCnya, walau cuma dibayar pakai nasi padang sebungkus doang. *tapi karetnya dua*. Saya juga suka merencanakan kegiatan kreatif, setelah kegiatan berjalan lancar ceritanya akan saya share di blog atau note facebook.
Saya menikmati hari-hari saya sebagai mahasiswa, saya pikir kelak saya akan jadi guru matematika jadi bisa menyalurkan hobi cuap cuap di depan kelas.
nge-MC di acara kampus |
"Nak, coba ikut tes cpns kemenkumham ya. Ada pembukaan untuk lulusan SMA"
Sedang asik kuliah di semester kedua, orang tua saya menyuruh untuk ikut tes CPNS. Ibarat mendapat titah dari baginda raja, saya nggak bisa berkutik. Galau sih awalnya, mau nolak nggak enak karena memang orangtua saya punya pemikiran bahwa pekerjaan yang bikin hidup sejahtera ya PNS karena ada gaji bulanan, jaminan kesehatan , dan uang pensiunan. Mau terima tawaran itu, dari lubuk hati yang paling dalam saya enjoy banget dengan kehidupan sebagai mahasiwi aktif, aktif dalam mencari gebetan.
Namun karena orangtua terus menerus bujuk, saya iyakan tawaran itu dan akhirnya ikut tes cpns. Toh saya pikir belum tentu saya lulus, kan. Ada ribuan orang yang ikut, mungkin diantara mereka sudah ada yang berpengalaman. Sedangkan saya nggak pernah ikut tes beginian langsung ngerasa jadi remah-remah gorengan diantara kue artis kekinian. Di keluarga besar saya juga nggak ada yang bekerja sebagai PNS di Kemenkumham, bapak saya meski dia juga PNS tapi nggak punya kenalan siapapun di Kemenkumham, jadi rasanya nggak mudah untuk lulus.
Takdir bicara lain. Saya lulus. Dengan jalan yang sangat dimudahkan.
Dimudahkan dalam artian ketika tes fisik saya lulus padahal saya ini jarang olahraga tapi nilai saya sama dengan standar rata-rata peserta wanita lainnya waktu itu. Misal yang lain dapat lari 5 putaran, saya juga segitu.
Ada lagi yang lebih bikin saya takjub, jadi saat menjelang tahap terakhir yaitu tes tertulis saya nggak ada belajar sama sekali sampai sehari sebelum tes orangtua saya koar-koar melulu nyuruh belajar saya carilah kisi-kisi contoh soal tes CPNS kemenkumham di google. Bener-bener secara random aja.
Saya baca baca, terutama untuk pengetahuan umum dan sejarah karena saya lemah di bidang itu. Ternyata besoknya pas tes banyak soal yang keluar mirip bahkan persis.
Kalau Allah sudah punya rencana, dia bukakan jalanNya.
Sempat saya berfikir apa saya isi asal-asalan aja ya biar nggak lulus? Toh orangtua saya nggak bakalan tahu. Tapi tiba tiba entah kenapa saya teringat jaman SMA saya pernah berdoa begini "ya Allah pengen banget banggain orangtua tapi nggak tahu caranya. Please ya ALLAH sebelum saya atau ortu saya yang duluan engkau panggil, buatlah saya bisa membanggakan mereka gimanapun caranya"
Ingatan itu akhirnya bikin saya serius mengerjakan soal ujian. Apapun hasilnya setidaknya saya lakukan ini untuk orangtua saya.
Karena kelulusan sayalah, saya mendengar kalimat berikut dari mulut orangtua "mama papa bangga Enny bisa jadi PNS".
Yap, Allah mendengar semua doa hambanya bahkan doa yang mungkin kita sudah lupa pernah memanjatkannya. Lagian saya do'anya nggak detail kan, saya bilang pengen bikin ortu bangga tapi caranya terserah Allah jadilah jalan menjadi PNS ini jawabannya.
Namun setelah jadi PNS khususnya waktu itu menjaga tahanan dan naripada wanita saya sadar, this is not my world. Exactly.
Why?
Pekerjaan polsuspas itu ya mengawasi napi berkegiatan, mengawal mereka kunjungan. Nggak ada lagi menuangkan ide kreatif dalam tulisan, atau menyampaikan opini di depan publik.
Tapi saya jalanin juga walau hati mengeluh demi orangtua. Entahlah saya nggak punya keberanian untuk memberontak karena saya tahu mereka hanya ingin anaknya nyaman dan aman termasuk dalam urusan financial. Ayah dan ibu saya pernah berada di titik diremehkan orang lain hanya karena miskin. Sakit kan rasanya saat kita tidak dipandang hanya karena nggak punya harta? Nggak usah ngomongin kebaikan hati, kalau nggak punya duit orang nggak akan menghargai.
Karena alasan itulah saya paham mereka hanya ingin yang terbaik untuk saya. Semenjak saya digaji jadi PNS , sekalipun orangtua saya nggak pernah minta hasil kerja saya. See? Mereka hanya berusaha jadi orangtua yang baik.
Namun, saya terus berpikir sebagai individu saya berhak merasa bahagia dengan melakukan hal yang saya suka.
Akhirnya saya menyalurkan hobi menulis di sela-sela pekerjaan saya sebagai polsuspas dengan menulis blog, ikut lomba, pernah juga mebimbing narapidana untuk bikin cerpen.
masuk koran lokal karena ngeblog |
Saya juga menawarkan diri untuk jadi MC saat di Lapas ada acara. Ketika saya melakukannya rasanya senang sekali, meski tidak ada bayaran tambahan diluar gaji dan meskipun saat itu harusnya saya libur dinas tetap saya sanggupi. Alasannya hanya satu : karena saya menyukai kegiatan itu.
Lama-lama saya dipercaya untuk mengajar narapidana anak. Walau saya bukan guru beneran, senang rasanya bisa mengajar mereka. Saya juga jadi admin blog lapas waktu itu.
Akhirnya saya bisa menyeimbangkan pekerjaan dan passion. Everything is happy, but...
Setahun lalu saya menikah dan memutuskan ikut suami. Saya pindah dari lapas anak dan wanita ke lapas dewasa yang 99% isinya tahanan dan narapidana pria. Tidak ada program belajar disini sehingga saya nggak bisa mengajar. Sempat jenuh, tapi saya tetap dipercaya jadi MC.
Apalagi sekarang saya sudah jadi ibu, saya butuh "pelarian" yang menyenangkan dari rutinitas yang melelahkan. Syukurlah suami saya mengizinkan untuk ngeblog asal anak sudah tidur atau ketika dia libur dinas dan bisa bantuin jaga. Malah sekarang blog saya jadi lebih aktif dan ramai semenjak saya jadi ibu. saya ingin anak saya kelak mengenal ibunya sebagai sosok yang tidak berhenti berkarya meski dengan 1001 kewajibannya.
Balik ke paragraf di atas terkait pertanyaan teman teman yang bingung mau ikut tes cpns atau nggak? Jawaban saya adalah : find your passion, follow your heart, be happy, respect your parent.
Cari tahu dulu passion kamu sebenarnya dimana. Jangan sampai kayak saya, bisa sih sekarang menyeimbangkan antara pekerjaan dan passion tapi bukankah lebih menyenangkan kalau kita dibayar dari hobi yang kita suka?
Namun bisa juga mengambil keputusan untuk menyenangkan hati orang tua dan tetap melakukan hal yang kamu suka seperti yang saya lakukan.
Dengarkan kata hatimu. Hidup adalah pilihan.
Kita memang butuh uang untuk hidup.Tapi kita juga harus bahagia menjalani hidup.
Get notifications from this blog
mbak enny, aq seneng deh bacanya, ngasih energi positif banget, wlpun awalnya gak sesuai dengan pilihan hati tp krn di kerjain dengan ketulusan, alhamdulilah sekarang malah bisa nikmatin bgt kerjaanya..
ReplyDeletemakasih mba maya, iya nih malah dapat jodoh seprofesi juga. Jalan Allah ada aja terbaik untuk hambaNya :)
Deletewaduh dobel bonus dong mbak enny, xixixi
Deletemba saya mutia dari medan. saya lagi ngejalanin kuliah semester 3 jurusan manajemen. saya ingin sekali nyoba cpns ini. dan syarat yg ditentukan adalah tinggi wanita min 155. sedangkan tinggi badan saya pas pasan bgt 155. apakah nanti pas tes pengukuran tinggi dan berat badan akan dikurangin dari tinggi saya yg sebenarnya? soalnya pengalaman tes polwan tinggi saya dikurang 3 cm dari ukuran yg sebenarnya. makasi banyak mba. maaf belibet;))))
ReplyDeletesepengalaan saya ngukurnya real nggak ada dikurangin ya,
DeleteHalo mbak :) Aku suka deh dengan kalimat ini: saya ingin anak saya kelak mengenal ibunya sebagai sosok yang tidak berhenti berkarya meski dengan 1001 kewajibannya.
ReplyDeleteNah, aku juga salut mbak bisa tetap semangat menjalani tugas di lapas yang kini mayoritas napinya adalah pria. Suami dan anak serta orangtua mbak Enny pasti bangga sekali lho dengan profesi mbak :) Keren dan salut!
makasih mba nurul, iya biar anak lihat emaknya juga happy walaupun rempong ngurus ini itu hihi
DeleteOrang tua saya juga keduanya PNS dan mereka juga berpendapat sama dengan orang tua mba. Salam yaa untuk mereka. Tapi kami anak-anaknya malah tidak satupun yang mejadi PNS, semua memilih jalur karir yang berbeda-beda.
ReplyDeleteIya mba, kan semua orang punya passionnya masing-masing. Makasih sudah mampir dan baca :)
DeleteKeren dan inspiratif Mbak. Semua dimudahkan banget sama Allah, walau awalnya ngambang. Jadi penasaran dengan cerita kelanjutannya nih (ada kelanjutannya ya semoga) tentang suka duka ngantor di lapas Mbak. Salam semangat!!
ReplyDeleteIya mba, nanti ditulis suka duka jadi satu-satunya pegawai perempuan di lapas ya hihi makasih sudah baca mba Wahyu :)
DeleteAssalamu'alaykum. Mbaaakk, terima kasih sudah memilih untuk menginspirasi ^^ Doakan Saya ya, InsyaAllah Saya ikut CPNS tahun ini. Terima kasih untuk tulisan2 blognya yang sangat memudahkan Saya. Tujuannya sama untuk menyenangkan hati orang tua, walaupun bukan passion. Tapi toh, passion nanti bisa mengikuti kok seiring berjalannya waktu, Insya Allah..
ReplyDeleteAssalamu'alaikum. Mbaaakk, terima kasih sudah memilih untuk menginspirasi ^^ Doakan Saya ya, InsyaAllah Saya ikut CPNS tahun ini. Terima kasih untuk tulisan2 blognya yang sangat memudahkan Saya. Tujuannya sama untuk menyenangkan hati orang tua, walaupun bukan passion. Tapi toh, passion nanti bisa mengikuti kok seiring berjalannya waktu, Insya Allah..
ReplyDeleteWaalaikumsalam Mbak Fadila, iya jalanin aja Ikhlas untuk menyenangkan hari orang tua kan berpahala juga, good luck ya :)
DeleteAsalamualaikum mba... wahh seneng bacanya berkah selalu ya mba ☺☺
ReplyDeleteAsalamualaiku mba...wahh menginspirasi sekali mba semoga berkah ya ☺☺
ReplyDeletewaalaikumsalam, makasih sudah baca mba Azifa^^
Deleteiya mba salam kenal ya,, sya dr Riau gak sengaja ketemu blog mba pas cari2 informasi tentang cpns kemenkumham,,,wahh ternyata isi blog maba keren2 ya sya tertarik baca semua cerita yg mba post makasi ya mba tulisan mba sangat membantu,,,,,
DeleteTerus terang, aku tetap nggak percaya punya teman blogger petugas lapas wkwwkwkk. Ngebayangin lokasi kerja yg serem tapi tulisan2mu malah banyak yg menghibur, nggak ada serem2nya. FYI, anakku mulai kuliah tahun ini. Dan teman2nya yg diterima jalur undangan dan ikatan dinas spt stan, 100% memilih ikatan dinas krn pengin langsung PNS. Mrk sanggup melepas kesempatan kuliah di ugm, meskipun diterimanya yg D3, bukan D4. Hidup skrg tambah susah, mrk pilih yg pasti2 aja.
ReplyDeletehahah iya mba ,awalnya sih serem tapi lama-lama biasa. Sama kalau saya mikir berani banget itu petugas RS Jiwa tapi pas ditanya mereka juga jawabnya biasa aja. Saya malah kadang ngerumpi sama narapidana, ada aja bahan obrolan.
DeleteIya sih mba, hanya saja melalui tulisan ini saya pengen share bahwa kalau bisa kejar passion dulu, tapi kalau sudah kejebak kayak saya diimbangin aja :) makasih mba lusi ^^
Subhanalloh mba, bener2 bikin pencerahan untuk lubuk hati saya �� kebetulan saya sangat minat jadi PNS , saya jg berkeinginan membahagiankan org tua , trlebih nenek saya . krna smnjak ibu meninggal saya tinggal sm nenek .
DeleteSmga jalan saya untuk menuju PNS dan jalan mba menuju cita2 lain mba bisa dimudahkan sm ALLOH SWT . amiiinn. ��
Amiin mba Fitri, good luck ya semangaat ^_^
DeleteMbak kalo daftar nya nanti pake sertifikat komputer yg sementara gimana ya mbak? Soalnya sertifikat yg asli abis idul adha baru keluar. Jd bingung mbak
ReplyDeleteMbak mau tanya kalo pake sertifikat komputer yg sementara gimana ya mbak? Gpp ya atau malah gak boleh. Alasan nya karena sertifikat yg asli masih dalam tahap proses. Selesainya pas setelah idul adha.. Terima kasih mbak.
ReplyDeletesaya gatahu ya, kalau masalah teknis seperti ini silahkan tanya di twitter @cpnskumham2017
DeleteWah seru baca pengalamannya mbak :) dulu saya juga didaulat ikut tes cpns gak lolos hehehe... Selalu semangat ya. Btw, karet nasi padangnya dua = gak pedes dong hehehe
ReplyDeleteOtomatis keluar air mata saat baca kalimat terkahir find your passion, follow your heart, be happy, respect your parent.. jd gini tahun ini saya lamar CPNS dgn setengah hati. hanya krna suruhan dr ayah ibu. y sudah lah menyenangkan Beliau aku terima.. makin aku lulus ujian aku makin semangat ikut smpai terkahir. dan doa sy pun berubah menjadi, Ya Allah ini lah cara tercepat untuk membahagiakan hati dan membanggakan beliau, karena kapan lg aku bisa membanggakan beliau. aku belum bisa mengumrohkan /menghajikan, aku blm bisa memberikan keturunan, tapi jika ini jalan untuk membahagiakannya maka permudahkanlah, jadikanlah aku anak yg diridhoi dan berbakti sebelum nyawa memisahkan kami.
ReplyDeleteknp saya setengah hati, jd saya seorang istri yg tdk berhenti untuk berikhtiar memiliki keturunan, sy bekerja d kantor kontraktor, dan sy merasa ada kelelahan setiap hrnya dan sy memutuskan untuk Resign setelah lebaran tahun depan. sy punya Passion Memasak, bahkan bulan2 terakhir ini sy ikut kursus masakan krna sy bercita2 menjadi pengusaha makanan yg dermawan.. itu cita2 saya. dan itu sudah bulat sy fikirkan matang2.. tp setelah ikut CPNS sy menjadi galau, tp makin ksni makin semngat untuk lulus CPNS karena doa tadi yg membuat sy berubah. dan akhirnya sy menemukan Blog yg sy rasa saya senasip wlw tak sama. knp enggak, jd PNS tp bisa Menyalurkan Passion
Hai mbak, makasih sudah baca ya. Sebenarnya ada plus minusnya. Plusnya mungkin sudah saya jabarkan di atas. Tapi minusnya rasa "nggak betah" dan menyadari bahwa pekerjaan ini bukan saya banget sebenarnya terus ada. Pasang - surut. Cara bangkitnya lagi adalah bahwa setidaknya sebelum saya atau ortu yang harus pergi duluan dari dunia ini, ada hal yang dapat membanggakan mereka sekalipun saya harus sedikit "berkorban". Keep fighting, Mbak. Nice to sharing with you ^^
Deletesaya juga ngalamin hal yang sama kayak mba.... pengen nangis rasanya gitu udah masuk PNS... sbnrnya saya dlu honorer di tmpt lain di instansi skrg ini, tp jg pemerintahan. Kreativitas saya mengalami kemunduran semenjak masuk ke pemerintahan.
ReplyDeleteMembanggakan orangtua macam gini caranya, apa bener ya? APa ortu kita itu sbnrnya egois?