Semua Orang Bisa Berbagi
Sewaktu SMA dulu
saya sering sedih sendiri saat mau bantu korban bencana alam atau bakti sosial
lainnya tapi nggak punya uang. Maklum anak kos, dikasih uang pas-pasan. Sampai
saya kuliah saya masih berpikir bagaimana caranya saya bisa berkegiatan sosial walaupun
nggak ada uang. Beruntung, senior saya mengajak untuk masuk ke sebuah komunitas
sosial di Jambi. Namanya komunitas Sahabat Ilmu Jambi (SIJ), dimana kami datang
ke panti asuhan untuk menemani anak disana bermain dan belajar.
Meski kami nggak
bawa bantuan berupa uang dan materi tapi kami berkeinginan memberikan keceriaan
dan kasih sayang untuk adik-adik disana. Kebanyakan orang tahunya anak-anak
yatim piatu itu kekurangan dari segi materi, padahal mereka juga sudah
kehilangan kasih sayang orang tua sedari kecil.
Saya dan
teman-teman komunitas datang setiap hari Sabtu, kami melakukan kegiatan seperti
mewarnai, bernyanyi bersama, main games, dll. Kalau ada donatur yang baik hati
biasanya kami bawakan juga makanan atau buku bacaan untuk adik-adik disana.
Menjadi relawan
membuat saya ketagihan, saya merasa ada kebahagiaan tersendiri melihat mereka
tersenyum saat kami bermain bersama. Apalagi saat tahu ternyata kedatangan
komunitas kami menjadi hal yang mereka tunggu-tunggu di Sabtu sore. Ah, ternyata
saya yang duitnya pas-pasan ini bisa juga berbuat sesuatu untuk mereka yang
membutuhkan.
Saya juga mulai
mengurangi waktu untuk hal-hal yang nggak penting. Kalau dulu pulang
kuliah lebih sering karaokean atau ngemall sama teman-teman, sekarang lebih
sering rapat untuk kegiatan komunitas dan ke panti asuhan setiap
minggunya.
Semuanya
berjalan menyenangkan sampai saya lulus tes CPNS sebagai petugas Lembaga
Pemasyarakatan (Lapas) dan dapat penempatan di Kabupaten lain.
Otomatis saya
nggak bisa lagi sering-sering ikut kegiatan komunitas SIJ karena terhalang
jarak dan waktu pekerjaan 😢.
Saya merasa
kayak ada yang hilang (bukan kayak kehilangan gebetan ya), karena menjadi
relawan sudah semacam passion untuk saya. Rasanya hampa nggak
ada lagi rapat seru bersama teman-teman komunitas untuk membahas kegiatan
sosial yang akan kami lakukan. Nggak ada lagi senyum tulus adik-adik asuh dan
suara riang mereka memanggil "Kakaaaaak" ketika
kami datang kesana.
❤️Ide Untuk Mendirikan Komunitas Sosial❤️
Sempat dua tahun
merasa sedih karena nggak melakukan kegiatan sosial, kemudian
saya disadarkan seorang teman "kenapa nggak ajak teman-teman komunitas
datang ke lapas?". Ya, kebetulan saya ditempatkan di Lapas khusus anak
(sekarang namanya Lembaga Pembinaan Khusus Anak). Mungkin latar belakang mereka
bukan seperti anak-anak di panti asuhan, tapi tetap saja mereka adalah
anak-anak yang terasingkan dari masyarakat. Jauh dari keluarga, teman, dan
kerabat.
Saya pun mulai
menggagas nama komunitas yang akan saya dirikan ini, setelah berpikir panjang
tercetus lah nama Komunitas B+ dengan tagline "Be Plus, Be Positive".
Filosofinya adalah saya yakin dalam diri setiap orang pasti ada nilai positif
sekalipun dicap buruk oleh orang-orang. Contohnya anak-anak yang di dalam Lapas.
Setelah
komunitas B+ terbentuk, saya mulai diskusi dengan beberapa teman penggiat
komunitas di Jambi dan mereka setuju. Saya juga minta izin dengan bapak Kepala
Lapas Anak, beliau pun menyetujui asal tidak menganggu tugas utama.
Rasanya ada semangat yang membara di hati, setelah sekian lama akhirnya
saya kembali melakukan hal yang saya sukai yaitu menjadi relawan. Saya merekrut
relawan yang kebanyakan berasal dari teman-teman, lalu kami bergerak bersama
mencari donatur dan mengkonsep acara.
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, bertepatan dengan bulan Ramadhan
tanggal 17 Juli 2014 berlangsunglah acara yang diselenggarakan komunitas B+
dengan tema "Ramadhan Ceria" bersama anak didik di Lapas Anak Muara
Bulian, Jambi.
Hari itu kami mengajak anak didik di Lapas untuk bermain permainan regu dan angka bersama yang kemudian menimbulkan riuh tawa di ruangan. Setelahnya mereka belajar menggambar langsung dari teman-teman komunitas Skecthers, Komunitas gambar di Jambi.
Alhamdulillah acara hari itu berjalan lancar dan menyenangkan, saya sangat terharu ternyata banyak pihak yang mendukung terselenggaranya acara hari ini. Semua relawan bahkan pengisi acara datang ke lapas dengan biaya transportasi masing-masing, alias tidak dibayar. Meskipun sudah saya tanya, berapa yang perlu dibayar atas jasa mereka mengajar menggambar, mereka nggak mau menerima bayaran. Itulah kenapa saya suka berkegiatan sosial, saya bisa ketemu dengan banyak orang-orang baik.
Alhamdulillah acara hari itu berjalan lancar dan menyenangkan, saya sangat terharu ternyata banyak pihak yang mendukung terselenggaranya acara hari ini. Semua relawan bahkan pengisi acara datang ke lapas dengan biaya transportasi masing-masing, alias tidak dibayar. Meskipun sudah saya tanya, berapa yang perlu dibayar atas jasa mereka mengajar menggambar, mereka nggak mau menerima bayaran. Itulah kenapa saya suka berkegiatan sosial, saya bisa ketemu dengan banyak orang-orang baik.
Sejak
itu rutin satu-dua kali sebulan komunitas B+ bersama komunitas lainnya yang
saya undang datang ke lapas anak untuk mengadakan acara - acara yang sederhana
namun bermakna bagi mereka.. Bahkan mereka selalu bertanya "Kapan lagi bu,
teman-teman komunitas ibu datang?"
Saya
ingin anak-anak di lapas itu tahu bahwa mereka mungkin terasingkan dari
masyarakat, tapi masih ada orang-orang yang peduli. Saya juga senang kegiatan
tersebut diapresiasi oleh atasan. Setiap kegiatan saya adakan di hari saya off
dinas (waktu itu saya masih kerja dengan sistem shift/piket) sehingga nggak
menganggu tugas utama saya.
Alhamdulillah
sekarang komunitas B+ masih berjalan, pembinaan pun merambah ke rumah asuh
bahkan anak-anak di eks lokalisasi di Jambi. Relawan makin bertambah meski ada
pula yang keluar karena kesibukan pribadi.
Namun
lagi-lagi saya harus vakum dulu dari dunia kerelawanan dan komunitas sosial.
Karena di tahun 2016 saya menikah dan harus ikut suami pindah ke Kabupaten
lain. Tentu ada perasaan sedih karena saya harus meninggalkan aktivitas yang
saya cintai di komunitas B+ tapi bagaimanapun juga saya bahagia bisa mengabdi
pada suami, apalagi berselang setahun kemudian saya punya anak yang
menggemaskan. Hari-hari saya makin disibukkan dengan aktivitas mengurus
keluarga dan juga bekerja.
Syukurlah
B+ sekarang sudah ada adik-adik relawan yang mengurusnya bahkan kegiatan mereka
semakin kece dibanding ketika saya yang mengurusnya. Saya senang bisa
menanamkan satu prinsip kepada mereka bahwa berbagi nggak harus menunggu kaya,
nggak harus menunggu kita dapat pekerjaan. Kita boleh jadi anak kekinian atau bahasanya Kids Jaman Now tapi jangan lupa bahwa kita juga bisa jadi Pahlawan dengan menjadi relawan, berbagi apa saja yang kita bisa. Toh, dulu saya sama seperti mereka
anak kos lainnya yang duitnya pas-pasan tapi ada panggilan jiwa untuk berbagi.
❤️Manfaat Menjadi Relawan❤️
Menjadi
relawan setidaknya mengingatkan saya bahwa di masa remaja (sebelum menikah) ada
satu hal bermanfaat yang bisa saya lakukan diantara segudang maksiat yang juga
saya lakukan 😰. Setidaknya saya merasa bisa menjadi orang yang berguna
dibanding dulu saya tahunya menyusahkan orangtua.
Menjadi
relawan membuat saya bersyukur akan kehadiran orang tua saya sampai sekarang.
Saya nggak bisa membayangkan posisi saya di anak-anak panti asuhan yang
kehilangan orang tuanya sedari kecil dan harus tinggal di sebuah rumah dimana
mau nggak mau harus berbagi apapun dengan anak-anak lain. Saya nggak bisa
membayangkan posisi saya jika menjadi anak-anak di dalam lapas yang dikucilkan masyarakat, jauh dari
keluarga dan sahabat, hiks.
Bahkan
semenjak aktif menjadi relawan saya merasa jalan hidup saya dimudahkan, Allah
memberikan rejeki yang nggak disangka-sangka. Contohnya saya lulus tes CPNS
dengan mudah, padahal itu pertama kalinya saya ikut tes tanpa ada orang dalam
tanpa sogokan seperti yang didengungkan orang menjadi rahasia umum. Saya
juga dapat jodoh yang meski hanya kenal sebulan entah kenapa orang tua saya
langsung setuju, orang tua pihak laki-lakipun memberikan restu dengan mudah.
Sekarang, setelah menikah saya merasa beruntung karena suami saya orang yang
baik dan lemah lembut dalam bertutur.
Masih
banyak hal lainnya yang menurut saya Allah berikan melalui do'a-do'a anak -
anak asuh yang pernah saya dan teman-teman komunitas sosial datangi. Salah satu
do'a yang mustajab adalah do'a anak yatim piatu yang sholeh/sholeha, bukan?
Meskipun
sekarang saya sudah tidak langsung terjun berkegiatan sosial karena memang
prioritas saya sekarang adalah keluarga, namun saya berusaha untuk tetap
menyisihkan rejeki untuk mereka yang membutuhkan. Beda dengan dulu, saya
menyumbang waktu tenaga karena nggak punya uang. Sekarang saya sudah bekerja,
jadi saya bisa berdonasi meskipun nggak bisa menjadi relawan.
Bersedekah
bisa dimana saja dan kapan saja, apalagi lembaga penyalur zakat, infaq, dan
sedekah semakin banyak. Hanya saja kita harus pintar-pintar memilih lembaga
yang memang amanah dalam menyalurkan donasi. Jangan sampai niat baik kita malah disalahgunakan untuk kepentingan pribadi oknum yang tidak
bertanggung jawab.
Salah
satu Lembaga Amil Zakat yang terpercaya adalah Dompet Dhuafa, karena yayasan
Dompet Dhuafa sudah berdiri sejak 4 September 1994 dan diresmikan oleh
Departemen Agama RI sebagai Lembaga Zakat Nasional (Lembaga Amil
Zakat) pada tanggal 10 Oktober 2001.
Dompet Dhuafa Merupakan lembaga nirlaba milik masyarakat Indonesia yang bertujuan mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana ZISWAF (Zakat, Infaq, Sedekah, Wakaf). Belasan tahun Dompet Dhuafa malang melintang dalam dunia sosial sebagai perpanjangan tangan dari masyakarat untuk membantu kaum dhuafa dan mereka yang membutuhkan. Sudah ratusan aksi sosial yang dilakukan melalui program-program yang terencana matang.
Empat program utama diatas dikembangkan lagi menjadi aksi nyata sebagai berikut.
1. Kesehatan
Sejak tahun 2001 Dompet Dhuafa telah berperan aktid dalam melayani kaum dhuafa melalui program Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC). Bahkan sejak tahun 2009, Dompet Dhuafa membangun Rumah Sakit Terpadu (SRT) gratis bagi pasien dari kalangan masyarakat miskin yang berlokasi di Desa Jampang, Kemang, Kabupaten Bogor.
2. Pendidikan
Dompet Dhuafa telah mendirikan sekolah gratis, memberikan beasiswa, bahkan pendidikan untuk Guru Indonesia agar melahirkan guru model berkarakter pemimpin yang memiliki kompetensi mendidik dan mengajar.
source : ddhongkong.org |
Program-program tersebut merupakan wujud Dompet Dhuafa untuk menjadi bagian dalam perjuangan mencerdaskan anak bangsa terutama anak-anak yang unggul namun tidak mampu.
3. Ekonomi
Kemiskinan merupakan salah satu masalah di negri kita ini sejak dahulu. Dompet Dhuafa bersama masyarakat menyadari hal ini dan mengakomodir sejumlah program untuk membantu mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
Adapun program-progam yang telah berjalan adalah pemberian bantuan dan pelatihan untuk UKM, sedekah ternak, dan beberapa pelatihan kemandirian untuk para pengangguran dan fakir miskin.
4. Pengembangan Sosial
Sebagaimana kita tahu, musibah datang tanpa diduga kapan dan bagaimana caranya. Sebagai makhluk sosial tugas kita untuk saling menolong korban bencana alam yang kehilangan harta dan trauma psikis. Untuk itu Dompet Dhuafa sigap dalam memberikan bantuan korban bencana alam melalui program pengembangan sosial ini.
Adapun kegiatan yang dilakukan yaitu open recruitment DD volunteers, layanan jenazah gratis, advokasi buruh migran, pengelolaan bencana, dan program tematik seperti tanam pohon atau sedekah air.
Keren-keren ya program Dompet Dhuafa, bukan hanya banyak programnya tapi terstruktur dan tepat sasaran. Lembaga seperti ini cocok sekali untuk kita yang bekerja, sibuk mengurus keluarga, dll sehingga tidak sempat turun langsung sebagai relawan. Cara memberikan donasinya pun gampang, kita bisa menjadi Hero Zaman Now dari rumah saja. Nggak harus ke kantor cabangnya tapi bisa melalui handphone, caranya klik di link ini ya bit.ly/donasionline.
source : instagram @dompet_dhuafa |
Saya yakin mau jadi relawan atau pun donatur, malaikat pasti mencatat kebaikan yang kita lakukan. Saya yakin kita semua bisa berbagi sekalipun kita bukan orang kaya. Bukankah senyum dari hati yang tulus pun adalah sedekah? 🙂🙂🙂
Kalau kalian punya pengalaman menjadi relawan atau hikmah berbagi disaat kesulitan, share di kolom komentar ya.
- Tulisan ini menjadi juara I dalam lomba blog #BulanKemanusiaan Dompet Dhuafa
Get notifications from this blog
Nice story mba El :) Thank you for sharing.
ReplyDeletemakasih udah mampir mba syg, yuk ikutan juga :D
DeleteKeren banget, Mbak. Aku terharu. :'D
ReplyDeletenuhun mba ^_^
Deletekeren punya ide untuk membuat komunitas sosial...aku juga suka nih mbak yg berhub dengan keg sosial kek gitu
ReplyDeleteayok mba bikin gerakan komunitas sosial juga, bisa berawal dari menjadi relawan ^_^
DeleteBantuan itu bentuknya memang bisa apa saja, ya. Gak ada tenaga bisa materi, begitu juga sebaliknya :)
ReplyDeletebetul sekali mba pada dasarnya semua orang bisa berbagi, bukankah senyuman yang tulus kepada sesama juga termasuk sedekah? :)
DeleteWah jadi inget dulu waktu masih mengajar saya, guru2 yang lain dan murid2 suka berkunjung ke panti asuhan atau panti jompo. Sekarang udah lama ga ke sana
ReplyDeletelain kali bisa juga ajak anak-anak bun :)
DeleteNice share, Teh. Setuju berbagi itu bisa untu semua orang.
ReplyDeleteAku jadi kangen berkumpul dengan teman-teman disaat berbagi, bakso dan lain sebagainya.
Serasa dapet keluarga baru kalau sedang berbagi itu..
betul, kebersamaan dan tawa adalah kebahagiaan tak ternilai :D
Deletemantabbb kak, emang pantas dapat juara 1, congratulation ukhti
ReplyDeletemakasih, selamat juga mas kan menang juga ^^
DeleteBerbagi itu mudah ya. Enggak mesti nunggu kaya atau punya jabatan penting dulu. Lewat apapun kita bisa berbagi. Teruskan semangat berbaginya mbak! Btw, selamat mbak jadi juara 1 lomba blog! ^^
ReplyDeletealhamdulillah makasih mba :)
DeleteIzin share ya mbak cerita nya ke teman2 komunitas aku. Supaya termotivasi untuk melakukan aksi sosialnya. Kebetulan saat ini komunitas aku sedang mengadakan kegiatan di panti asuhan.
ReplyDeletealhamdulillah kalau tulisan ini bisa menginspirasi, silahkan dishare mba ^_^
Delete