Jangan Hanya Dari Satu Sisi (Menanggapi Kerusuhan Lapas)
Masih
membekas rasanya ingatan tentang pemberitaan kerusuhan di Lembaga Pemasyrakatan Tanjung Gusta, Medan
beberapa waktu lalu. Tidak lama setelah itu menyusul pula pemberitaan
hal yang sama di beberapa lapas di Indonesia. Beberapa hari lalu pun sama-sama
kita menyaksikan media memberitakan terjadi kebakaran di Lapas Lhokseumawe,
Aceh.
Pemberitaan
tersebut tentunya mendapat respon dari berbagai pihak terutama masyarakat.
Mereka yang awam tentang Lembaga Pemasyrakatan tentu bertanya-tanya apa
penyebab sehingga kerap kali terjadi kerusuhan di hotel prodeo tersebut.
Jika
masyarakat hanya menelan bulat-bulat pemberitaan di media yang kerap
menyudutkan pihak petugas lapas sebagai pemicu emosinya para narapidana maka
tentu itu akan menimbulkan citra buruk untuk Kementrian Hukum dan Ham khususnya
bagian pemasyrakatan.
Pernah pula
waktu itu saya membaca harian lokal di daerah saya yang memuat beberapa
komentar masyarakat tentang kerusuhan yang terjadi di beberapa lapas. Banyak
dari komentar tersebut yang menduga bahwa petugas lapas lah yang sering semena-mena
terhadap warga binaan, sering melakukan pungutan liar, sehingga memicu napi
untuk memberontak dan melakukan kerusuhan.
Sedih dan
miris rasanya membaca komentar-komentar tersebut.
Saya tidak sepenuhnya menyalahkan media dan orang-orang yang berkomentar pedas
tersebut. Hanya saja mereka awam dan memandang masalah ini hanya dari satu
sisi.
Padahal di
lain sisi, sudah berapa banyak narapidana yang berhasil dibina di lembaga
pemasyarakatan? Berapa banyak orang-orang yang pernah salah jalan kemudian
kembali ke jalan yang benar setelah mengalami pembinaan di dalam lapas?
Kerusuhan
yang terjadi di lapas tidak semata-mata salah petugas namun juga tidak
sepenuhnya salah warga binaan. Perlunya komunikasi yang baik antara kedua belah
pihak menjadi acuan agar keadaan di dalam lapas tetap kondusif dan aman.
Masyarakat pun
harus tahu bahwa tidak semua petugas lapas “kotor”.
Sama halnya dengan tidak semua pejabat pemerintah itu korupsi. Seandainya
memang masyarakat mendengar, melihat, dan mempunyai bukti bahwa terjadi
kesewenang-wenangan petugas terhadap narapidana, adanya pungli, dan hal-hal
yang merugikan masyrakat dengan mudah mengadukan kepada pihak terkait yang
berwenang.
Contohnya
saja sekarang di setiap dinding luar lapas sudah terpasang banner bertuliskan
nomor handphone pengaduan terhadap pungli atau pelayanan yang tidak ramah. Apalagi dijaman modern sekarang gampang saja mengadukan berbagai macam hal
kepada wakil menteri Kemenkumham yang kita ketahui juga aktif di sosial media,
twitter.
Jika memang
pengaduan itu benar adanya, tentu saja akan ada teguran bahkan sanksi
bagi oknum-oknum yang melakukan kesewenangan tersebut.
Kita semua
harus cerdas dalam menyikapi masalah yang terjadi di negara ini. Jika banyak
berita tentang tertangkapnya pejabat yang korupsi, jangan cuma berfikir bahwa
ternyata negri ini sudah bobrok moralnya. Coba pandang dari sisi "ternyata
masih banyak pihak-pihak yang berjuang untuk memberantas praktik korupsi di
negri ini" Pihak-pihak tersebutlah yang harus kita soroti, kita berikan
dukungan untuk tetap dapat menegakkan keadilan di negara yang kita cintai ini.
Begitu juga
dengan lembaga pemasyrakatan. Bukan sebuah pekerjaan mudah membina orang yang
dulunya terbiasa dengan hal-hal yang melanggar hukum kemudian harus dibina
untuk melakukan hal-hal positif dan berharap mereka benar-benar berubah menjadi
seseorang yang baru, yang lebih baik kedepannya.
Kerusuhan,
pelarian, itu memang sudah menjadi bagian resiko bagi petugas lapas. Hanya saja
itu bukan satu-satunya sudut yang perlu disorot oleh berbagai pihak. Dukungan dari berbagai pihak tentu akan membantu lembaga
pemasyrakatan menjadi lebih baik lagi.
Tanggung
jawab negara ini bukan hanya terletak pada pemerintah, pada pegawai-pegawai
di instansi masing-masing, namun tanggung jawab bersama semua lapisan
masyarakat.
Jayalah Pemasyrakatan |
Get notifications from this blog
Negara ini sangat butuh orang-orang yang memiliki pemikiran yang kritis seperti ini, semoga tidak adalagi mereka-mereka yang makan gaji di balik meja...
ReplyDeletenice post kak :)
thankyou keriting :D amiiin. Kalau sudah masuk instansi pemerintah seperti saya, kamu bakalan merasakan bagaimana godaan terjadi disana sini :P do'akan saya tetap lurus-lurus saja :D
Delete