Terjebak
Pernah nggak sih kalian beradu argumen dengan orangtua
tentang keinginan mereka yang berlawanan arus dengan keinginan kalian? Misalnya
kamu pengen banget ke sekolah pakek rok panjang, tapi ortu mati-matian melarang
karena............ kamu laki-laki.
............
Sebagai anak muda pasti punya banyak hasrat yang bergejolak
di dalam diri. Kalau kayak bikin pop corn itu udah meletup-letup, kalau nggak
ditutup pakek penutup panci pasti muncrat kemana-mana. Sama dengan gejolak yang
dimiliki anak muda, kalau nggak diarahin dengan benar malah nanti ke arah yang
nggak jelas.
Sudah jadi tugas orang tua untuk mengarahkan bakat dan minat
anak-anaknya. Tapi, seringkali orang tua mengarahkananak-anaknya bukan sesuai
bakat dan minat anaknya tapi sesuai keinginan pribadinya. Betul atau betul
banget?
Orang tua sebenarnya bertujuan baik, mereka selalu ingin
anaknya mendapatkan yang terbaik. Bagi mereka yang sudah melahirkan dan
membesarkan kita dengan kasih sayang, mereka tahu benar apa yang dapat membuat hidup
kita bahagia. Maka seringkali mereka mengarahkan bahkan memaksakan kita untuk
menikmati pilihan yang sudah mereka tentukan dengan kalimat sakti yang susah
banget untuk kita bantah “Ayah Ibu cuma pengen yang terbaik untuk kamu”.
Kayaknya tulisan ini udah mulai beraroma curhat abis ya?
Tapi emang ini kenyataan yang bukan cuma aku sendiri yang mengalami tapi juga
ribuan anak muda diluar sana. Banyak yang merasa terjebak dengan apa yang
mereka jalani sekarang. Kuliah nggak sesuai jurusan yang diminati, pekerjaan
yang nggak sesuai passion, membuat hidup jadi nggak bergairah. Ibarat kerupuk
yang udah lempem.
Simalakama. Kalau nggak nurutin keinginan orang tua, takut
durhaka dan nggak tahu juga apa kelak masih ada kesempatan lain untuk bikin
mereka bahagia. Kalau diturutin, hidup jadi berasa tinggal dua warna : hitam
dan abu-abu. Suraaaaaam.
Seperti yang aku alamin sekarang, menjadi PNS disaat kuliah
belum selesai dan bekerjanya di instansi yang nggak sesuai sama jurusan aku
waktu kuliah dulu itu membuat aku merasa terjebak. Beberapa bulan awal aku
merasa raga aja di tempat kerja, tapi pikiran kemana-mana. Tapi aku udah nggak
bisa mundur. Ini keinginan mereka, ini kebanggaan mereka. Aku nggak bisa
membantah kalimat sakti “Ayah Ibu cuma pengen yang terbaik untuk kamu”.
Meski merasa terjebak, aku nggak mencoba untuk membantah
atau memberikan pengertian kepada mereka bahwa ini bukan dunia yang aku
inginkan. Bukan karena aku terlalu penakut atau terlalu penurut. Karena aku
merasa ini mungkin cara Allah menjawab do’a-do’aku. Mungkin ini cara Allah
mengajarkan aku untuk mencari dan mendapatkan apa yang kita mau dalam hidup.
Mungkin ini cara Allah untuk memberikan aku pemahaman bahwa impian adalah
sesuatu yang perlu diperjuangkan dengan tekad yang kuat dan kerja keras.
Dari dulu aku emang nggak pernah punya cita-cita yang pasti.
Cita-cita aku selalu berubah-ubah tergantung selera dan mood. Waktu SD
pengenjadi dokter. Waktu SMP pengen jadi pengusaha kue yang menikah sama duda
kaya. Waktu SMA pengen jadi guru bahasa inggris. Pas kuliah malah masuk jurusan
pendidikan matematika. Sampai akhirnya
aku iya-iya aja disuruh ikut tes CPNS. Layaknya iseng-iseng berhadiah, eh lulus
ternyata. Waktu lulus sih masih cengegesan dan angguk-angguk aja dengerin apa
kata orang tua. Nah berasa banget pas masuk kerja, berasa banget “aaaak ini
bukan dunia aku, seseorang tolong tarik aku ke masa lalu untuk membatalkan
takdir ini. huaaaa!!”.
Mau guling-guling di aspal sambil nangis kejer juga percuma,
nggak akan bisa membawa aku ke masa lalu. Ada juga diseret sama petugas rumah
sakit jiwa dikirain gadis depresi karena ditinggal kekasih yang selingkuh sama
peliharaan sendiri.
Lama-lama meratapi nasib nggak akan merubah
apapun. Setelah aku pikir-pikir mungkin ini jawaban dari do’aku. Dulu aku
selalu berdo’a kepada Allah untuk bisa membahagiakan mama papa entah gimana
caranya. Iya, jadi itu aku minta untuk bisa bikin orang tua bahagia yang aku
sendiri belum kepikiran caranya gimana. Aku pengen banget denger kalimat “mama
papa bangga sama kamu” entah karena apa, entah gimana caranya. Nah, ternyata
Allah mengabulkannya lewat tes cpns itu. Pelajarannya adalah, ketika berdo’a
sama Allah sampaikanlah keinginan kamu secara jelas dan detail. Mintalah jalan
untuk membahagiakan orangtua dengan jalan yang kamu suka. Misalnya bisa bikin orang
tua bangga dengan menjadi fotografer hebat yang memang bidang fotografi menjadi
bakat dan minat kamu.
Terus nih ya, aku merasa pekerjaan ini nggak sesuai sama
bakat dan minat tapi nggak pernah menunjukkan prestasi yang mampu membuat
orangtua percaya bahwa aku mampu “hidup” bermodalkan talenta yang aku punya.
Ini karena aku nggak pernah fokus dan konsisten. Aku suka jadi mc dan ngomong
depan orang banyak, aku suka nulis, aku suka seni, aku suka musik, semua kesukaan
itu nggak ada yang aku jalani dengan serius dan konsisten yang pada akhirnya
bikin bingung sebenarnya dimana passion aku. Sebelum ketemu dengan passion, eh
udah diarahin duluan sama orangtua. So, kalau kamu merasa punya bakat dan minat
di bidang tertentu cobalah untuk menekuninya dan membuktikan ke orangtua kamu
bahwa itulah duniamu, dunia yang mampu membawa kebahagiaan dan penghidupan yang
layak kelak untuk diri kamu sendiri.
Kalau udah terlanjur kayak aku gimana dong? Seloooow, masih
ada cara kok untuk dapat menyeimbangkan keinginan orangtua dan keinginan kita.
Aku pribadi mulai mencintai pekerjaan ini, bahkan orang tua adalah sumber
semangat aku. Kalau udah mulai jenuh, aku ingat yang aku lakukan ini adalah
untuk kebahagiaan dan kebanggaan dua orang yang begitu tulus memberikan seluruh
cinta dan kasih sayangnya untuk aku. Karena seluruh dunia nggak akan cukup
untuk membalas jasa mereka, maka beginilah caraku untuk membalas sedikit dari
banyaknya pengorbanan mereka. Lagian yang bikin haru itu ketika mereka bilang “mama papa nggak minta
apa-apa, gunakan gaji itu ya untuk keperluan kamu”. Beh, orangtua itu hatinya
ditempa dengan apa ya sampai bisa kayak gitu? :’)
Masih ada cara kok aku menyalurkan hal-hal yang aku suka.
Beberapa kali aku masih diajak nge-Mc di acara temen-temen, kalau ada acara di
kantor juga aku selalu kebagian jadi pembawa acara, tetap aktif di komunitas
sosial anak muda juga menyalurkan minat aku untuk berinteraksi dengan sesama
anak muda yang kreatif dan peduli dengan isu-isu di lingkungannya, nulis juga masih
rajin meski sebatas di blog atau di jurnal harian, bahkan aku dalam tahap
persiapan untuk memberikan pelatihan menulis untuk warga binaan di lembaga
pemasyrakatan tempat aku kerja. Do’ain semua lancar yak.
Aku juga masih mau kuliah lagi nih. Kali ini kuliahnya
bener-bener nyari ilmu bukan cuma sekedar nyari gelar. Aku juga masih mau
belajar banyak hal dan ikut kegiatan kepemudaan yang positif.
Aku yakin Allah udah menyiapkan rencana terbaik untuk setiap
hambanya. Rencana kita mungkin indah, tapi rencana Allah jauh lebih indah.
Mungkin kita nggak selalu mendapat apa yang kita inginkan, tapi Allah selalu
memberi apa yang kita butuhkan.
Pesan aku untuk kalian yang belum terjebak “Find your
passion and follow your dreams”. Untuk kalian yang sudah terjebak “kreatiflah
dalam menyeimbangkan kewajiban dan kesenangan”.
*cheers*
Get notifications from this blog