Do'a Sederhana
Kasih sayang
seorang ibu itu bukan hanya terletak pada susah payahnya beliau berjuang antara
hidup dan mati untuk melahirkan kita. Lebih dari itu ada banyak banget cintanya yang nggak bisa kita hitung.
Nggak ada
manusia yang sempurna tapi aku bersyukur banget bisa lahir dari rahim wanita
bernama Nur’aini. Wanita yang umurnya sudah setengah abad namun masih terlihat
sangat cantik. Wanita yang meskipun marah namun tetap menyuruhku untuk makan.
Wanita yang selalu bawel dengan segala keperluanku. Wanita yang belum mau tidur
sebelum memastikan bahwa seragam sekolah bahakan seragam kerjaku sudah
disetrikanya dengan rapi agar esok pagi anaknya hanya perlu memakai dan
kemudian bersiap memakan sarapan yang telah dimasaknya dengan penuh cinta.
Mungkin
nggak semua hal tentangku yang bisa mama mengerti. Mama marah
karena mama sayang sama aku, mama turut menentukan masa depanku karena beliau
hanya ingin aku punya kehidupan yang layak. Susah anakmu adalah susahmu,
bahagia anakmu adalah bahagiaku sepenuhnya. Bukan begitu, Ma?
Terimakasih
untuk itu semua ma, meski kadang aku kesal mama bawel tapi justru aku selalu
rindu dengan bawelan itu. Meski aku merasa sudah cukup dewasa menentukan segala
sesuatu sendiri tapi sosok mama tetap menjadi peganganku dalam banyak hal.
Meski suka risih kalau mama udah ngomongin sosok pasangan ideal menurut mama,
ketahuilah ma aku menyimak setiap kalimat mama itu dengan baik dan aku tanamkan
di dalam pikiran dan hati ini.
Meski kita
tidak bertemu setiap hari, meski aku tidak bisa mencium tangan dan pipimu
setiap hari, aku selalu merasa do’amu selalu ada untukku sepanjang waktu.
Kemanapun aku melangkah aku merasa Allah melindungiku berkat do’a-do’amu yang
kau panjatkan kepada-Nya. Hal yang sama aku lakukan untuk Mama (juga papa).
Selama dua
puluh satu tahun aku hidup sampai detik ini, sudahkah aku membanggakan mama?
Sudahkan mama bahagia karena Allah menakdirkan aku sebagai anak mama? Sudahkah
mama merasa lega bahwa anak mama ini sudah bisa dibiarkan pergi jauh dengan
hanya bekal do’a darimu? Atau justru sebaliknya?
Aku minta
maaf atas semua tindakan dan ucapan yang pernah melukai hati mama.
Jika aku
kumpulkan kata-kata paling indah dari seluruh pujangga ternama di dunia ini,
maka itu belumlah cukup untuk mengungkapkan rasa terimakasihku atas segala jasa
mama. Sebagai gantinya aku kirimkan do’a sederhana dengan rangkaian kata apa
adanya.
“semoga mama selalu sehat, selalu dalam
lindungan Allah SWT. Semoga mama selalu awet muda, yah walaupun aku harus
maklum dibilang orang-orang nggak mirip sama mama karena kecantikannya timpang
banget. Semoga mama selalu bahagia dengan hal-hal di sekeliling mama. Mulai
hari ini dan seterusnya semoga aku nggak pernah lagi membuat mama menjatuhkan
air mata. Eh, boleh deh kalau air mata bahagia atau haru. Semoga mama selalu
menjadi pribadi yang lebih baik agar selalu mendapat ridho-Nya. Terakhir,
semoga Allah meridhoi kita tidak hanya sebagai keluarga di dunia, tapi juga di
akhirat. Di surga-Nya”
Amiiiin.
Get notifications from this blog