Tips Menghemat Biaya Pernikahan
Banyak yang bilang kalau nikah itu sebenarnya adalah proses
sakral yang mudah untuk dilaksanakan. Jika sudah punya kesiapan mental, sudah
baligh, sudah bisa menafkahi lahir dan batin, dan yang paling penting sudah
punya calonnya maka siapapun bisa menikah. Eits, sayangnya kenyataan nggak
semudah FTV pemirsaah. Ada lika-liku yang harus dihadapi, salah satunya adalah
biaya resepsi pernikahan.
Nikah emang gratis di kantor KUA, kalau di rumah bayar 600rb
saja. Masalahnya kebaya dan jas nggak gratis, makanan untuk tamu apalagi, belum
lagi undangan, dekor, souvenir, hantaran, make up, dokumentasi, hini hono, ina
inu, endebre lalala, buanyaaaak. Itu semua kudu pakai duit bayarnya. Kecuali
bapak ibumu yang punya WO, mungkin bisalah gratis hihi.
Pernah dengar ada yang hutang untuk biaya pernikahan? Atau
malah nggak asing sama kejadian tersebut?
Tulisan ini terinspirasi dari banyaknya curhatan teman-teman
yang masih single. Dari umur sudah cukup, pekerjaan udah ada, calon udah ada,
tapi biaya resepsinya belum ada. Meski sudah kerja nggak mungkin bisa dengan
cepat ngumpulin uang puluhan sampai ratusan juta. Itulah salah satu hal yang
bikin mereka ragu untuk segera melamar pujaan hatinya.
Selain itu, kemaren saya juga baca real case dari akun
financial adviser @jouska_id (follow deh di instagram) yang sharing tentang
salah satu masalah kliennya yaitu punya hutang ratusan juta karena biaya
resepsi yang mewah. Sampai tiga tahun pernikahan masih harus nyicil lho.
Percaya atau nggak kasus seperti itu beneran ada. Pernikahan mewah yang kita
kagumi belum tentu karena penyelenggaranya benar-benar mampu, bisa jadi karena dipaksakan mampu.
Baca : Tips Membahas Keuangan Dengan Calon Suami/Istri
Baca : Tips Membahas Keuangan Dengan Calon Suami/Istri
Nah di kali ini saya mau cerita gimana dulu
mempersiapkan dan menghemat biaya pernikahan.
Dulu kondisinya saya nggak punya
tabungan, ada sih tapi dikit banget. Mhuehehe *nyengir asem*
Padahal saya sudah beberapa tahun kerja jadi PNS. Saya nggak
punya tabungan karena gaya hidup saya yang boros. Mungkin karena saya anak bungsu dan
orang tua saya masih produktif. Jadi saya nggak punya tanggungan apapun. Saya cuma nyicil mobil, itupun dp-nya dibayarin ortu supaya gaji saya kelihatan
hasilnya daripada cuma dijajanin aja tiap bulan.
Gara-gara mikirnya punya gaji tetap, jadi saya boros banget
ngehabisin gaji setiap bulan untuk hal-hal konsumtif. Padahal kita nggak tahu
kapan kita ketemu jodoh, kan. Nah disaat seperti itu saya nggak bisa bantu
biaya pernikahan sama sekali. Jangan ditiru, gengs. Walau kita perempuan, tapi
nggak ada salahnya ngebantu pasangan/ortu untuk biaya pernikahan.
Jadi setelah saya ngantongin
restu dari orang tua untuk menikah dengan mas Agus, sekarang tinggal mikirin
gimana acaranya nanti. Jujur saya bukan tipe wanita yang punya wedding dream
yang gimana-gimana gitu. So, saya nggak ada standar tinggi. Begitu juga dengan
mas Agus dia bilang pengennya sederhana saja, makan-makan bersama keluarga dan anak yatim piatu.
Itu maunya kita ya, tapi menikah
itu bukan cuma tentang dua insan tapi juga dua keluarga. Karena ortu mas Agus
jauh di Pati, Jawa Tengah, maka keseluruhan acara diserahkan ke keluarga saya.
Keluarga saya punya standar sendiri tentunya.
Saya ceritain deh ke mas Agus,
bahwa orang tua saya pengen resepsi pernikahan seperti apa. Meski agak sungkan,
mau nggak mau saya tanya “mas ada berapa untuk hantaran?” uang hantaran di
keluarga saya sudah termasuk biaya resepsi.
Mas agus menyebut sekian angka.
Which is itu nggak ada setengahnya dari rincian keperluan biaya pernikahan
kami. Tapi saya nggak mungkin maksain kan harus punya sekian, saya nggak mau
malah dia jadi beban. Saya tahu latar belakangnya bukan dari keluarga berada,
jadi uang yang dia punya memang uangnya sendiri bukan dari orang tua.
Nah disitu berhari-hari saya
sempet galau, gimana bilangnya ke ortu. Saya takut banget hanya karena itu saya
nggak jadi nikah. Saya berdo’a terus setiap habis sholat supaya niat kami
dimudahkan, semoga ada rejekinya untuk
biaya pernikahan kami. Terus saya juga curhat ke senior, dia nyaranin untuk
jujur aja dan kasih pengertian baik-baik ke ortu bahwa memang adanya segitu.
Saya juga harus siap mental untuk dengerin apapun keputusan ortu.
Bismillah saya tetapkan hati
untuk ngomong ke orang tua terutama papa. Saya bilang begini “pa, mas Agus cuma ada sekian. Terus papa
tahu kan Enny nggak ada tabungan. Jadi gimana pa? Kalau mau ditunda ya sudah
kasih kami waktu sampai tahun depan sampai cukup” sejujurnya kalau memang
saat itu papa saya bilang harus ada uang sekian, saya akan memutuskan hubungan
dengan mas Agus. Bukan karena dia nggak mampu, tapi saya nggak ingin terikat
dengan seseorang dan saya nggak ingin dia tertekan memikirkan keinginan ortu saya.
Tapi Allah maha baik, papa saya
sempat diam terus bilang “ya sudah,
sisanya biar papa yang tanggung. Nggak baik kalau sudah niat menikah ditunda-tunda". Huaaaa rasanya lega banget, kayak lagi
haus karena puasa terus bukanya pakai es kelapa muda. Adeeem. Jadi kawin nih, mak!
Baca : Apa Rasanya Menikah?
Baca : Apa Rasanya Menikah?
Disitu saya tambah yakin kalau
memang jodoh pasti Allah mudahkan jalannya.
Karena memang akhirnya 75% biaya
pernikahan ini ditanggung papa saya, saya tahu diri untuk nggak minta yang
mahal-mahal. Meskipun orang tua saya selalu nanya maunya konsep yang
gimana? Gedungnya dimana? Pakai baju apa? Dll. Saya cuma bilang nurut aja atau kasih masukan sedikit. Mas Agus dan keluarganya tahu
beres saja.
Berikut rincian persiapan saya
nikah dulu, plus tips untuk menghemat beberapa post pengeluaran.
Gedung
Harusnya kalau
di rumah lebih murah, tahun 2009 kakak saya nikah pasang tenda depan rumah. Dulu
memang komplek rumah belum sepadat sekarang, jadi bisa pasang tenda pelaminan
dan tenda dapur umum di area dekat rumah. Sayangnya pas giliran saya komplek
sudah padat. Nggak enak kalau harus ganggu tetangga.
Alasan lainnya
kami nggak ingin merepotkan keluarga. Salah satu keinginan saya dari dulu
adalah kalau nikah nggak ada keluarga saya yang repot karena harus cuci piring,
siapkan makanan, atau beres-beres piring setelah tamu makan. Saya pengen banget
semua anggota keluarga besar cuma duduk manis menyambut tamu dan menikmati
acara. Alhamdulillah terkabul. Tapi kalau memang adat keluarga besar kalian
harus gotong royong, ya nggak apa-apa itu justru lebih murah, kan.
Memilih gedung
ini juga agak pusing. Ada yang bagus, tanggal kosong, tapi mahal sampai 15
jutaan gitu. Sedangkan budget hanya 7 juta ke bawah. Ada yang murah tapi sudah
full booking sampai tahun depan. Ada yang dibawah 7 juta tapi harus nyewa kursi
lagi, harus pakai catering mereka, banyak syaratnya, ribet.
Beruntung
akhirnya dapat gedung yang biaya sewanya 5 juta, sudah termasuk AC dan 300
kursi. Untuk yang di Jambi nama gedungnya gedung BKOW di daerah pasar di depan
akper GAPU.
Rumah atau
gedung, punya plus minus masing-masing ya balik lagi ke keinginan dan budget kalian.
Dekorasi
Nah ini bagian
yang penting dan juga makan biaya besar. Sebelumnya saya sudah survey, wo-wo
kekinian di Jambi yang saya temukan di instagram rata-rata biayanya 20jutaan ke
atas. Tapi untungnya ortu saya punya teman yang punya jasa WO. Memang dekornya
bukan kekinian ala-ala instagramable tapi juga nggak norak jadi saya oke aja.
Untuk dekor akad
di rumah, dekor di gedung, baju resepsi pengantin + ortu + mertua, make up akad
dan resepsi, semuanya cuma 13,5 juta. Beda jauh kan dari yang saya lihat di
instagram.
Saat mau nikah
memang koneksi pertemanan penting banget supaya dapat diskon gede. Terus jangan
maksain minta dekor yang wow sampai orang tua harus over budget. Gimanapun juga
saya nggak nyumbang jadi tahu diri lah wkwkw.
Kalau kalian acaranya di rumah, biasanya biaya dekor lebih murah. Tapi ingat, ada biaya lain juga seperti menyiapkan makanan untuk rapat panitia yang biasanya 2-3 kali beberapa minggu sebelum acara berlangsung. Terus setelah acara berlangsung biasanya ada pembubaran panitia lagi, dan itu perlu makan-makan lagi. Sedangkan di gedung biaya ini nggak ada. Teman saya pernah cerita biaya kumpul-kumpul panitia ini habis limat jutaan juga lho. Sama aja kayak biaya sewa gedung, kan?
Kalau kalian acaranya di rumah, biasanya biaya dekor lebih murah. Tapi ingat, ada biaya lain juga seperti menyiapkan makanan untuk rapat panitia yang biasanya 2-3 kali beberapa minggu sebelum acara berlangsung. Terus setelah acara berlangsung biasanya ada pembubaran panitia lagi, dan itu perlu makan-makan lagi. Sedangkan di gedung biaya ini nggak ada. Teman saya pernah cerita biaya kumpul-kumpul panitia ini habis limat jutaan juga lho. Sama aja kayak biaya sewa gedung, kan?
pelaminan dan baju adat Jambi |
Oh ya, saat
resepsi saya hanya minta pakai satu baju yaitu baju adat Jambi. Padahal untuk
nambah baju nggak bayar lagi kok, cuma sayanya aja nggak mau ribet.
Katering
Nah ini makan
biaya yang paling besar waktu itu. Saya lupa detailnya berapa kurang lebih 35
jutaan untuk makanan di acara akad + resepsi. Saya puas banget sama
kateringnya, kalau yang di Jambi mungkin pernah dengar “Vika Katering”. Pertama
karena makanannya enak, kedua ada bonus semacam bar minuman. Cantik banget
dekornya. Terus sudah sama pramusajinya gitu.
Sebenarnya lebih
hemat kalau masak sendiri. Namun karena mempertimbangkan biaya repotnya, waktu
dan tenaga, jadi keluarga saya putuskan untuk katering saja.
Lagi-lagi tipsnya
adalah kalau punya koneksi orang katering kita bisa minta diskon atau bonus. Oh ya bisa juga acara dibikin satu hari aja misalnya akad pagi, siangnya resepsi. Jadi acara makan-makannya cuma satu kali dan bisa lebih hemat biaya katering.
Dasar/bahan
kebaya
Saya
bisa hemat banyak karena hanya beli bahan kebaya untuk akad, plus keluarga
inti. Saya memang nggak ngasih bahan untuk teman-teman dekat saya. Sorry banget
bukan bermaksud pelit tapi karena sponsornya adalah ortu dan saya tahu sudah
banyak biaya yang mereka keluarkan makanya saya nggak ngasih ke teman dekat
saya.
Saya yakin kalau
mereka emang sahabat saya, mereka tetap akan datang meski nggak dikasih kain.
Terlepas apakah saya diomongin di belakang, it’s not my bussines. Tapi
alhamdulillah mereka memang tetap support dan datang ke pernikahan saya. Karena
persahabatan bukan hanya dinilai dari kasih kain atau nggak kan? Tapi dari
kebersamaan kita disaat-saat saling membutuhkan.
Jangan dipaksain
ya, kalau memang ada budgetnya ya silahkan. Ingat, karena masih ada poin
penting kayak makanan dan dekor yang harus lebih diutamakan.
Undangan
Prinsip saya
adalah, mau semahal apapun undangan ujung-ujungnya cuma jadi ganjelan pintu
atau berakhir di tong sampah. Iya, kan?
Makanya saya
waktu itu pesan undangan yang terjangkau. Satu undangan yang agak bagusan harga
5ribuan, satu lagi yang murah tapi unik harganya 1500. Unik karena desainnya
bentuk amplop dan ada kartun pengantin muslimah. Ini saya pesan dari senior saya
di kampus dulu, Sndprojects namanya.
Pesan di Snd
dibonusin undangan digital. Jadi untuk teman-teman yang ada di luar kota tapi
nggak enak nggak ngundang, cukup kirimin undangan digital via line/wa. Teman-teman
yang deket juga dikasih itu aja.
Jadi nggak perlu cetak
undangan sebanyak orang yang kita kenal, tapi pilih – pilih aja. Teman-teman
kita yang generasi milennial pasti paham kok kalau kita ngasih undangan hanya
via digital. Bahkan kenyataannya lebih banyak teman-teman saya datang yang
diundang via line daripada yang dikirimin undangan fisik. LOL.
Souvenir
Souvernir urusan mama saya. Lagi-lagi saya nggak mau nuntut banyak. Malahan saya dikasih hadiah souvenir gratis dari teman-teman komunitas B+, duh terharu banget nggak tuh. Jadi bisa nambah hemat, haha.
Tipsnya kalau nggak punya banyak budget cari souvenir yang
murah tapi berguna. Kayak gantungan kunci, kipas,atau dompet. Beli dalam jumlah
banyak pasti dikasih diskon lagi.
MC
Kalau ini saya
yang bayar sih karena nggak mahal, wkwk. MC nya adek tingkat saya. Dia malah
bilang "bayarnya terserah kakak aja". Lagi-lagi disini tipsnya adalah
memanfaatkan koneksi pertemanan.
Hantaran
Jadi di keluarga
saya hantaran itu dua kali. Saat lamaran dan saat akad nikah. Lagi-lagi mas
Agus tahu beres. Jadi uang yang dia kasih itu udah termasuk semuanya.
Barang-barang hantaran itu saya yang beli, terus sesudah dibungkus rapi,
dikasihin lagi ke dia untuk dibawa saat lamaran dan akad.
Untuk isi
hantaran saya pilih yang lebih mahal dari yang biasa saya pakai sehari-hari
(kapan lagi ye, kan). Tapi nggak yang fantastis juga harganya. Masih masuk akal
lah untuk acara spesial. Jadi sesuaikan budget lagi ya.
Untuk dekor
hantarannya, saya nggak pilih yang kekinian pakai kotak kaca gitu. Tapi saya
pilih ala tradisional yang dibentuk-bentuk gitu lho. Bed cover jadi bentuk
angsa, mukena jadi bentuk masjid, bahkan ada beberapa yang saya bungkus sendiri. Wkwkw. Ini lebih
murah 50% dari harga dekorasi hantaran kekinian.
Jahit
kebaya
Sebenarnya saya
nggak masalah mau nyewa atau bikin. Tapi mama saya bilang bikin aja untuk
kenang-kenangan. Jadi saya pilih kebaya burkat
yang terjangkau aja harganya 160ribuan permeter kalau nggak salah. Terus jahitnya di
langganan mama.
Nggak perlu lah
kan maksain harus pakai kebaya desainer terkenal, padahal nggak cukup duitnya.
Jahit di langganan nyokap juga bagus. Yang penting, maknanya. Oh ya desainnya kita bisa nyontek dari google
image :D
Dokumentasi
Ini sih penting
banget, ke mall aja kita foto-foto masak pas kawinan nggak. Nah saya tuh punya
sahabat yang jago fotografi. Saya tahu banget perjalanan fotografi dia dari nol
sampai punya usaha photo/video wedding. Dari dulu saya kepengen kalau nikah
difotoin dia.
Kalau nggak
salah kurang lebih lima jutaan untuk foto + video + album + dvd. Saya puas
banget sama hasil foto-fotonya. Kalau videonya standar lah. Saya lupa request
video wedding kekinan gitu. Enaknya lagi kalau sama teman sendiri dikasih
diskon + nggak canggung untuk berpose karena sudah kenal.
Oh ya kalau di acara resepsi pernikahan kan suka ada photo booth gitu. Sudah saya cari tahu ternyata biayanya 10jutaan. Duh nggak enak minta sama ortu. Jadi saya akalin beli properti photo booth online shop. Kebetulan OSnya itu kami pernah satu grup SFS gitu, karena saya bilang ini untuk wedding saya eh dibonusin lho. Makasih banyak manda. Saya lupa berapa duit, kalau nggak salah sekitar 200ribuan gitu.
Properti fotonya
saya taruh di kursi pelaminan. Pas teman-teman saya datang mau salaman, saya
bilang “kita foto pakai ini ya” jadi lebih seru deh foto di atas pelaminan.
Sampai dipuji atasan saya lho katanya “bu Enny kreatif banget” hehe makasih pak
Sri.
Kreatif sama
kere ya beda agak jauh lah, wkwkw.
Lumayan lho,
saya tetap bisa foto have fun sama teman-teman di atas pelaminan dengan budget
super minim.
Oh ya ada lagi,
saya nggak pakai foto prewedding dengan alasan syar’i. Jadi biaya prewed
kepangkas dong ya. Saya pikir akan lebih asique foto-foto di saat sudah SAH.
Mau pose peluk, cium, oke aja shay :D
Hiburan
Acara resepsi pernikahan pasti ada hiburan musik, kan. Alih-alih pakai organ tunggal, saya pakai jasa semacam grup musik qasidah gitu. Jadi penyanyi memakai jilbab semua, tapi ada juga penyanyi laki-laki. Sudah termasuk dengan sound dan alat-alatnya, biasanya 4juta rupiah.
Nama grupnya el-hawa, mungkin yang di Jambi sudah pernah dengar grup musik itu. Saya puas banget jadi nggak ada namanya joget-joget dangdut koplo. Soundnya jernih, dan mereka niat banget dari alat-alat musiknya yang lengkap, penyanyinya ada empat orang kalau nggak salah.
Organ tunggal memang lebih murah, tapi karena papa saya juga maunya pakai grup el-hawa jadi ya nggak apa. Balik lagi ke selera kalian ya, mau pakai hiburan apa. Lebih murah modal flashdisk lagu-lagu dan speaker aja. Nggak apa kok, ada juga acara pernikahan seperti itu.
Henna
Dulu mah orang
mau nikah giling inai sendiri, sekarang sudah banyak jasa ukir henna yang
syantik. Beruntungnya saya punya sahabat yang punya jasa ukir henna, jadi bisa
gratis wkwkw. Makasih banyak sayangku, Sri. Kalau kalian di kota Jambi bisa pakai
jasa dia juga ya.
Ini penting
banget, hampir kelupaan dibahas. Saya minta mas kawin cincin emas satu
suku aja. Kira-kira tiga jutaan harganya
kalau nggak salah. Khusus mas kawin mas Agus beli sendiri diluar uang hantaran
yang dia kasih.
Kita bisa minta
apa aja ke calon suami sebagai mas kawin, tapi alangkah bijaknya kita minta
sesuatu yang mampu dia belikan tanpa harus ngutang sana-sini.
Ujung-ujungnya
juga mas kawin nggak saya pakai, gatal-gatal. Dijual deh, ganti pakai emas
putih. Dodol banget yak, haha. Tapi emang saya nggak pakai anting, gelang,
kalung, nggak suka karena ribet dan gatal menurut saya. #norakemang
***
Kalau nggak salah keseluruhan
biaya yang habis dari lamaran + akad + resepsi itu kurang lebih 75-80 juta. Itu
yang saya bisa hitung ya, nggak tahu kalau ada lagi yang dibeli/sewa ortu saya
tanpa saya tahu.
Uang amplop juga jadi milik ortu,
nggak apa sih malah nggak sebanding sama yang beliau bantu. Tapi saya juga
dapat kok dari teman-teman yang ngasih langsung ke tangan saya, wkwkw. Makasih
yaaa :D
Di atas sudah saya jembrengin
biaya dan tips menghemat biaya pernikahan. Semuanya balik-balik lagi ke budget
dan selera. Selera harus bisa mengikuti budget jangan sebaliknya. Jangan sampai
kamu atau ortu kamu harus ngutang hanya untuk bikin acara satu hari.
Jangan lupa banyak berdo’a walau
duit kita masih sedikit tapi kalau Allah sudah turun tangan ada aja caranya.
Apalagi kalau niat kita baik, menikah karena perintahNya dan sunnah Rasulullah.
Semoga tips di atas membantu para
single fighter disana untuk mengira-ngira berapa biaya yang harus dikumpulkan.
Semangat ya nabungnya, nabung untuk menghalalkan si dia lebih berkah daripada
duitnya habis untuk nraktir tiap malam minggu.
Kalau ada lagi yang mau
ditanyakan silahkan komentar atau DM saya di instagram @dudukpalingdepan. Kalau
ada yang mau ngasih tips lagi untuk menghemat biaya pernikahan, jangan lupa
komentar juga ya.
Get notifications from this blog
Terimakasih ilmunya mbak, saya masih jomblo dan sedang berusaha untuk bersegera menikah... Semoga ilmu dari mbak bisa bermanfaat untuk saya dan para pejuang nikah yang lain...
ReplyDeleteamiin, semangat Ilham :D
DeleteBener Mbak, nikah itu nggak hanya urusan dua orang saja yang mau nikah. Sering juga akhirnya kejadian, nikahnya nggak jadi karena urusan biaya gini-gitu untuk hari H pernikahan.
ReplyDeletebetul sekali mba, makanya perihal biaya ini harus diomongin di awal meski sensitif tapi wajib dibicarakan.
DeleteWooowww, papanya dermawan sekaliiii... :) saya jadi ingat dulu pernah juga sempat merencanakan nikah tapi gagal. Padahal sudah desain undangan dsb,,,
ReplyDeleteselamat yaa buat kamu dan Mas Agus,,,semoga langgeng.
Mungkin Tuhan punya takdir yang lebih baik mba :D semangat. Amiin, terimakasih doanya.
DeleteWahh.. detail banget Mbak.
ReplyDeleteSaya juga pas nikah biayanya 70% dari tabungan berdua dengan suami.
Tetap sih ada bantuan dari orang tua. Tapi lebih enak kalau kita sudah punya modal untuk nikah, walau belum 100%
Tuhh yang masih belum nikah, buruan halalkan si dia hihihi..
Semangaatt ya nabungnya (",)
betul sekali mba, saya dulu sempat nyesal kenapa nggak nabung huhu.
DeleteAku dan akang suami dulu menikah juga uang tabungan kita bahkan yang saya salut suami ngumpulin jauh2 hari tanpa minta sepeserpun dari ortu makanya saya jatuh hati padahal kami kenal hanya beberapa bulan dia lgsg melamar jadi lgsg aku terima wkwkwk...
ReplyDeletebtw mb abis 75-80 itu buanyaaaaak banget biaya kami jauh lebih mursida hahaha...
asiik romantis ya bun :D
Deleteacara saya ini bisa dibilang biasa aja bun, di kota Jambi banyak yang lebih mevvah.
Sebenarnya tergantung pilihan masing2, mau menikah seadanya atau nikah dgn gengsi..
ReplyDeleteSatu hal yg pasti, nikahnya di niatkan lillahi taala
Informasinya bermanfaat bngt bwt yg mau nikah
betul sekali, mas. Yang paling penting adalah komunikasi kedua belah pihak.
DeleteDekorasinya cantik lho. Kayaknya warna favoritnya ungu ya? Kalau iya berarti kita toss. Hihihi..
ReplyDeletealhamdulillah mba :D iya benar warna favorit saya ungu. *toss*
DeletePernikahan yg menyatukan dua insan, sebenarnya juga menghubungkan dua keluarga. Melibatkan dua masyarakat, dua adat, dan lain².
ReplyDeleteJadi memang harus direncanakan dan dilangsungkan dg baik utk saling menghormati.
tul sekali. Kalau sudah bahas acara pernikahan nggak bisa cuma antara calon suami atau istri tapi juga melibatkan keluarga besar.
DeleteWow klo bagi kk 75-80 jt itu buanyaak yak. Kk gk nympe setengahnya. Tahun 2013 tapi. Heheh. Barangkali ada yg baca dan pngen lebih murah. Kk dlu gedungnya di asrama haji, gak pake fotografer tapi pake tukang foto. Lebih murah tapi hasil apa adanya bgt. Wkwk. Trs undangan cetak yg seribuan, souvenir buatan siswa, mc adek sendiri, gak catering, masak gotong royong, trs dekor sm baju pengantin murah meriah jauh dibawah hrga standar krn pke salon yg rumahan. Tapi ya gtu bajunya pada kegedean, make up cuma pagi doang abis itu ditinggal. Ssuai hrga dong.Henna beli di pasar yg biasa, dipakein sama si Bella sama melly. Semua yg kepake modal uang hantaran sama amplop. Duh jd flashback. Thanks sharingnya ein. Kk salut mereka yg lebih sederhana lagi pdahal mmpu yakan. Cuma ya kayak kata ein tadi, nikah bukan ttg 2 org aja..
ReplyDeleteItu karena sponsor baik hati kak, ein mah bokek waktu itu T_T
Deletehahah ternyata kak bella dan kak melly bisa jadi tukang henna jugak.
Makasih sharingnya kak, yang penting dak ngutang kak.
wah,, bisa diaplikasikan tuh TIPS nya.
ReplyDeleteBTW kemaren waktu kakak saya nikahan, kan dirumah tuh jadi gk perlu biaya gedung (jadi bersyukur punya halaman luas :D) terus yang jai penyedot dana terbesar adalah konsumsi dan dekorasinya :D beruntung sih dapet diskon jadi gk perlu ngutang :D
thank buat info dan tipsnya kak!
nah itu dia nilai plusnya kalau ortu punya rumah dengan halaman luas.
Deleteiya, jadi bersyukur banget halaman depan dibiarin lapang :D
DeleteDulu pas nikah, kebanyakan dananya dari suami. Kita sederhana aja sih, yang penting elegan... halah.
ReplyDeleteEh iya, emang ada sih yang sampai berhutang sana-sini buat nikah dan ujung-ujungnya gak bisa bayar.
Itu mbaknya seger banget khas pengantin ya. Aura bahagianya terasa
hehe iya mba happy banget, soalnya beberapa waktu sebelum nikah sempat ngerasa jenuh banget sendiri :P
DeleteSaya juga nikah sederhana mba, yang penting happy dan enggak pake hutang yes✊😍
ReplyDeleteBetul mba, abaikan kata-kata orang yang penting nggak ngutang.
DeleteKeren tipsnya mbak, lengkap banget. Tapi sayang, saya masih sekolah wkwk. Mungkin untuk 10 tahun lagi saya membutuhkan tips ini... wkwk
ReplyDeletemakasih sudah baca ya, iya 10 tahun lagi boleh balik lagi kesini hehe
DeleteJadi ingat pas nikah ngabisin 25 jutaan, intinya semua minta bantuan teman-teman. Gedung aja cuma 3 juta. Ya tapi nikahnya di cianjur ya. Kalo di kota besar mana bisa gedung segitu.
ReplyDeleteiya murah banget gedung segitu, di saat seperti itu terlihatlah mana teman yang loyal dalam membantu hajatan kita :D
Deleteklo aku nikah nanti yg sederhana aja lah pke tips dri mba ... yg penting jauh dri hutang :)
ReplyDeleteyap, say no dari hutang bikin hidup nggak tenang.
DeleteBaguuus banget jadinya. Kalau di keluarga Jawa, pernikahan memang ditanggung keluarga perempuan. Jadi krn anakku cewek2 semua, maka aku harus nabung banyak2. Tapi makin kesini, anak2 skrg jg kebanyakan kerja & punya dream wedding sendiri, sebagian mereka bayar sendiri kayak anak2 kakakku. Tapi ortu yg bijak harusnya memang tidak melihat keadaan si cowok skrg. Cowok ketika awal menikah kebanyakan sedang merintis hidup jadi kemampuannya terbatas. Mikirnya jauh berpuluh-puluh tahun kedepan dimana anak perempuan kita akan selalu berada didalam tanggung jawabnya. Duuuh bijak sekali diriku, sini sini yg mau jadi mantu wkwkwkwkk
ReplyDeletewkwk hayo siapa yang mau jadi mantu mba Lusi. Sama mba, itu juga yang dilihat ortu saya dari calon suami dulu. Yang penting ada pekerjaan tetap untuk nafkahin keluarga tiap bulannya. Nggak perlu punya rumah atau kendaraan dulu.
DeleteMbak habis ini share cara tepat mendapatkan jodoh ya.. Habisnya mupeng sih baca ini :(
ReplyDeleteudah ada mba itu di postingan menemukan teman hidup saya link juga di atas. Tapi boleh juga requestnya :D
Deletesaya suruh ponakan baca postinmgan ini deh, kuplit banget soalnya, keren
ReplyDeletemakasih, mba. semoga bermanfaat buat postingannya
DeleteTips2nya sepertinya penting utk diingat oleh Para Muda-mudi yang akan menikah, :)
ReplyDeleteMenghemat biaya pernikahan dan konsisten dalam menghematnya memang sangat penting Mbak, agar setelah menikah uangnya masih banyak dan bisa menjadi modal untuk bulan madu. :)
Sekalian bisa beli kasur baru, hahahah..... :)
betul nian lah kando, karena tiduk beralaskan karpet bae tu sakit tulang hhahaha
DeleteWahhh makasih byk buat tipsnya mbak, mudah2an rencana aku nikah akhir thn lancar, amin. maap jd curcol. Aku pgnnya sederhana aja, biayanya bisa dialihkan buat yg lain dan yg jelas jgn sampe abis nikahan terbebani utang ya mbak hehehe
ReplyDeletewww.ursula-meta.com
bener mba, semoga lancar nanti acaranya ya. Mending sederhana supaya tabungannya bisa buat beli rumah atau persiapan punya anak.
DeleteKebetulan saya belum menikah, jadi nanti kalau menikah mau ngikutin tips dari mba, maksih mba ilmunya
ReplyDeletesama-sama ^_^
DeleteNice sharing mba :)
ReplyDeletemakasih mb Nur :)
Deletemantep. sharingnya lengkap banget deh.
ReplyDeletenanti kalau udah dapet calonnya aku intip lagi postingannya yang ini. hehe...
semoga disegerakan ya :)
DeleteKadang tradisi memang memberatkan pernikahan ya. Kalau ikutin syariat mah murah semua.
ReplyDeletehuhu bener banget mba
DeleteMasya allah.. ini baru simulasi riil dan bikin kebayang! Bisa banget dijadiin referensi. Suka banget juga sama warna background pelaminannya.
ReplyDeletealhamdulillah makasih mba, semoga bermanfaat ya ^_^
DeleteMbak, penjelasannya rinci banget, bisa menginspirasi yang lagi persiapan buat acara pernikahan. Bener banget mbak, kemarin juga sempet stalking jouska, ga nyangka banyaaak banget masalah keuangan menjelang pernikahan..mbak aku jadi terinspirasi nulis sejenis pengalamanku.. Hehe
ReplyDeletenggak apa-apa nulis aja. Karena nggak banyak memang yang mau terbuka soal keuangan, padahal banyak banget lho masalah rumah tangga karena konflik ekonomi. Saya tahu karena puluhan tahun bapak saya kerja di kantor KUA mengurusi orang nikah dan yang berpisah :')
Deletewah seru banget tipsnya kak, bs nih dipraktekkan hehehe
ReplyDeletembak, itu kamu kah? canteknyooo
ReplyDelete