Bersahabat Dengan Suami
Kata orang kalau kita bisa menikah dengan sahabat sendiri, itu akan menyenangkan. Karena sudah kenal satu sama lain, nyambung ngobrolin apa aja, dan bisa diajak gila-gulana bareng.
Tapi nggak semua orang berjodoh dengan sahabatnya, kan?
Seperti dulu saya memutuskan menikah dengan pria yang baru saya kenal satu bulan saja. Dari awal kenal sampai akad nikah, hanya kurun waktu enam bulan. Bayangkan, saya harus menghabiskan waktu seumur hidup dengan orang yang baru saya kenal. Bisa cocok, bisa nggak.
Sempat sih kepikiran kalau dia jahat, gimana? Misalnya suka main tangan, main judi, main perempuan? Saya harus bisa melawan atau harus lari-lari di bawah hujan dan teriak “kenapa ini bisa terjadi ya Alllah......!!!” kayak sinetron Indosi*r?
Tapi saya yakin dia pria baik dari hasil investigasi saya ke orang-orang sekitarnya (tahu kan cewek kalau sudah kepo, investigasinya melebihi intel) dan hasil istikharah. Saya juga sudah belajar jurus bangau melambai buat jaga-jaga kalau ada apa-apa.
Alhamdulillah hampir tiga tahun berjalan, saya nggak menyesali keputusan saya menerima pinangan lelaki yang bernama Agus Prayitno.
Saya merasa Mas Agus bisa jadi suami, kakak, sekaligus sahabat. Dia tahu menempatkan kapan dia harus tegas dan menasehati saya, bagaimana dia berusaha menjadi pendengar yang baik, dan mau meladeni kegilaan saya.
Kegilaan disini karena saya berusaha ingin menjalin persahabatan dengan suami.
Saya nggak mau suami hanya menjadi kepala keluarga yang mencari nafkah atau partner ena-ena doang. Saya ingin dia benar-benar jadi teman hidup. Tempat curhat, tempat sharing ide dan brainstorming, partner meraih mimpi masa depan, dan juga sahabat yang bisa diajak gokil-gokilan.
Contohnya nih ketika tetangga mutar musik dangdut kencang-kencang, saya otomatis ngelirik suami, joget-joget, dan narik badannya untuk joget juga. Kirain dia bakal bilang “apaan sih” eh ternyata dia joget lebih asoy dibanding saya. Habis itu kita ngakak bareng deh.
Saya orangnya juga mudah baper sama apa yang saya tonton. Misalnya habis nonton film Ayat Ayat Cinta. Di rumah saya manggil suami dengan nama Fahri, dia juga nyahutin saya dengan nama Aisyah. Ditambah kami berdialog yang mirip dengan dialog di film. Begitu juga dengan film Dilan-Milea. Pokoknya panggilan sayang bisa berubah-ubah.
Tapi hal-hal di atas kami lakukan di rumah atau di kamar ya, kalau di tempat umum bisa bisa bikin orang pada pengen muntah, wkwkkw.
Saya nggak nyangka sih mas Agus bisa diajak gila-gilaan. Karena sebelum menikah, saya menilai dia orang yang introvert. Harus saya yang banyak memulai. Bahkan yang ngajak untuk ke jenjang serius ya saya duluan. Agresif dikit nggak apalah, yang penting tujuannya benar, hihihi.
Ternyata kalau sudah bisa megang kunci hatinya, malah dia jadi asik banget. Nah, buat single ladies jangan keburu ngejudge laki-laki pendiam itu nggak asik, karena kalau kamu bisa bikin dia nyaman justru dia bisa jadi partner terbaik *cielaaah*.
Malah sekarang mas Agus bisa jadi lebih bawel daripada saya. Dulu aja dia nggak ngomong kalau nggak ditanya, sekarang kalau dia lagi bawel pengen saya kuncir mulutnya pakai karet ban. Meski dalam hubungan banyak hal yang harus saya mulai duluan, tapi itu bukan masalah selama pasangan menyambut baik.
Saya selalu bilang sama mas Agus “kita harus tetap solid, tetap gokil-gokilan, tetap jaga komunikasi, selalu cari cara untuk romantis. Soalnya kalau sudah tua, anak-anak sudah mandiri dengan hidupnya masing-masing, ya tinggal kita berdua. Nggak mau kan, di hari tua rumah kita sepi karena kita berdua jarang ngobrol atau nggak pernah melakukan hal-hal yang seru dan menyenangkan”. Untungnya do’i sepakat dan mau berusaha juga menjadikan saya sahabat.
Saya yakin setiap orang punya caranya masing-masing untuk bersahabat dengan pasangannya. Apapun itu komunikasi adalah kunci.
Saya sharing begini apakah berarti rumah tangga saya selalu menyenangkan penuh dengan canda tawa? Oooh tentu saja nggak. Kisah sedih di hari minggu, kisah pilu, berantem, diam-diaman, dan air mata sesegukan, juga menghiasi rumah tangga kami.
Namun saya selalu berusaha menulis yang bahagia-bahagia saja, atau kesedihan dengan hikmahnya. Supaya saya selalu bisa bersyukur karena nikmat yang Allah beri, lebih banyak dari cobaan yang harus dihadapi.
Kalian ada nggak sih tips atau ide kegiatan seru-seruan bareng pasangan? Cerita di kolom komentar ya :D.
Get notifications from this blog
Aw! Sweet banget! Jadi keinget sama masa-masa bareng pasangan dulu. Tapi sekarang hmm, mau fokus menyenangkan diri sendiri dulu :)
ReplyDeletewalaupun gak sesingkat mbak eny yah sebelum menikah, alhamdullilah dikasih suami yang baik dan pengertian. kegiatan paling favorit sampe sekarang, akhir pekan nonton film dirumah seharian males2an di tempat tidur,,
ReplyDeleteBisa sahabatan dengan suami sendiri emang seru sih. Interaksi "gila" antara aku dan suami juga kami keep di saat kami berduaan aja, misalnya kayak punya inside jokes sendiri. Kalo di luaran, ya kami berusaha normal-normal aja hahahaha
ReplyDeleteWkkwkwk ngga nyangka selera mba gokil juga yah heheu suami saya juga humoris cocok sama yg baperan kek saya hhehe
ReplyDeleteItu tetangganya nyetel lagu apaan, sampe joget-jogetan kitu, hehehe?
ReplyDeletesaya juga introvert, kalo di rumah ya blak-blakan, tapi di depan umum ya biasa aja, namanya juga introvert, lebih tertutup... Senang ya bisa seru-seruan bareng.
Kalo bisa adain lomba aja di rumah, lomba apa aja dan ada hadiah atau hukumannya juga, biar seru gituh.. Ajak anak juga buat ikutan, biar tambah seru
wah setuju banget mba, komunikasi itu adalah kuncinya. Semoga langgeng dunia akhirat ya mba dengan masnya :)
ReplyDeleteduhhh romantisnya :D
ReplyDeleteSuamiku tu mba...diemmmm...klo ga ditanya nggak ngomong..pengen sih gokil2an gitu ..
ReplyDeletehahaha, boleh dong saya diajarin jurus bangau melambai.
ReplyDeleteKalau saya bisanya jurus nangis guling-guling hahaha.
Tapi keren banget kalau kita bisa bersahabat dengan suami ya, secaraaaa kita bakal ngabisin waktu seumur hidup sama suami.
Kadang pengen hanya menuliskan yang bahagia saja, tetapi yang bikin nyesek juga berontak minta ditulis. Etapi kita harus mikir lagi, ada rasa yang mesti dijaga.
ReplyDeleteSemoga terus langgeng dalam kebahagiaan ya Mbak rumah tangganya.
wah seru ya kaka semoga sakinah marwadah warromah deh ya. .
ReplyDeleteHihii toss Mbak Enni... sy juga prosesnya cm sebulan jadi, Septembernya lamaran, Oktobernya married deh. Sahabatan ama suami setelah nikah itu hepi banget, kl sy terpaut usia 7 tahun ya kayak abang sendiri, guru, ustad, kekasih, dan partner in crime juga haha...
ReplyDeleteBaiklah... Setelah ini aku mau sobatan ama suami juga ah, kayaknya seruu thankyou tips nya kak
ReplyDelete