Pengalaman Kerja Sebagai Penjaga Narapidana/Tahanan di Lapas
Saya pernah nulis
sistem kerja polsuspas (polisi khusus pemasyarakatan) secara umum, nah kali ini saya mau cerita lebih
spesifik pengalaman saya jadi penjaga narapidana/ tahanan di lapas beberapa
tahun lalu. Suami juga profesinya sama. Jadi ada gambaran untuk petugas wanita
dan laki-laki ya.
Tulisan ini dibuat karena banyak banget pembaca tulisan cerita-cerita
petugas lapas yang saya tulis tahun lalu. Dari sana muncul banyak pertanyaan.
Ya udah sekalian deh bikin postingan khusus lagi. Perlu saya kasih tahu dulu ya, tulisan ini sifatnya menceritakan
pengalaman. Pengalaman tiap petugas lapas bisa beda-beda, tapi kalau sistem
kerjanya ya secara umum sama.
Saya lulus CPNS di tahun 2012 akhir dan mulai kerja bulan April
2013. Penempatan waktu itu di Lapas Anak yang bergabung dengan Lapas Perempuan
(waktu itu Lapas perempuannya masih percobaan jadi gedungnya numpang, sekarang
sudah terpisah).
Baru masuk langsung ditempatkan di bagian penjagaan. Waduh mantap deh
rasanya nano-nano. Sebelumnya masuk lapas untuk berkunjung aja nggak pernah,
ini sekalinya masuk langsung jadi petugas jaga narapidana/tahanan wanita.
Sedap!!
Kerajaannya ngapain aja sih? Secara umum tentu untuk mengawasi warga
binaan (narapidana dan tahanan di lapas) serta memastikan kondisi selalu aman
dan tertib.
Detailnya begini, kerjanya itu sistem piket (shift) siang pulul
13.00-18.00 WIB, nyambung lagi besok paginya mulai 07.00-13.00 WIB, istirahat
siangnya lanjut lagi shift malam pukul 18.00-07.00wib pagi keesokan harinya. Jam
mulai dan berakhirnya piket ini nggak sama ya tiap lapas/rutan, tapi kira kira
begitu pembagian jamnya.
foto tahun 2014. Kalau berangkat kerja bawa ransel isinya segambreng biar nggak bosan pas piket malam. |
Nah ketika piket dimulai, kita harus aplusan dulu dengan regu jaga
sebelumnya. Aplusan disini maksudnya serah terima jumlah warga binaan dan sarana
prasarana. Caranya saya apel-in semua warga binaan. Datangin ke kamar
mereka, suruh warga binaannya berbaris dan menghitung. Samakan jumlahnya dengan
catatan di buku laporan. Jika sudah dan jumlahnya sesuai, serta semua sarana
dan prasarana dicheck lengkap, komandan regu sebelumnya menandatangani buku
laporan, serah terima selesai.
Setelah apel ya duduk aja di pos mengawasi warga binaan yang ada di
kamarnya masing-masing. Pos di lapas pasti didesain bisa mengawasi ke segala
arah kamar. Ini kan satu regu bisa 2-3 orang atau lebih, jadi kalau ada yang
duduk di pos, ada yang kontrol keliling kamar untuk ngobrol sama warga binaan,
tanya kabarnya, sudah makan apa belum, atau ada cerita apa gitu yang mau mereka
ceritain.
Tugas selanjutnya buka tutup gembok kunci kamar. Karena ada jam-jamnya
mereka dikeluarkan dari kamar, untuk berangin-angin atau menghirup udara segar.
Tapi tetap berada di kawasan yang aman dan dalam jangkauan mata petugas. Pas mereka keluar begini ya petugas bisa sambilan ngobrol-ngobrol lagi
sama mereka atau masuk ke kamar-kamar untuk melihat mereka lagi ngapain atau memeriksa kebersihan kamar.
Bisa juga lho diwaktu-waktu seperti itu petugas menyisipkan ilmu yang ingin dibagi. Misalnya saya dulu ngajarin ibu-ibu yang belum bisa baca. Teman lain ada yang ngajarin bikin boneka atau ngajarin ngaji. Ini bukan tugas utama kok, tugas utama tetap memastikan situasi dan keadaan terus aman.
Selanjutnya kalau ada warga binaan yang dikunjungi, petugas jaga yang memanggil dan
nyuruh untuk siap-siap. Dulu kan saya jaganya warga binaan wanita, pasti
diingatin untuk berpakaian yang sopan sebelum keluar. Gimana yah namanya juga wanita malam dulunya, jadi di dalam blok mereka suka pakai baju kurang
bahan.
Terus kalau ada warga binaan yang sakit, petugas jaga yang harus sigap
koordinasi dengan komandan regu untuk ambil tindakan memanggil perawat atau
mengantar ke klinik lapas. Kalau sampai orangnya pingsan ya ikutan gotong juga.
Bahkan waktu itu ada warga binaan yang langganan asma. Jadi petugas jaga harus
bisa pasang oksigen juga, takutnya kambuh tengah malam disaat perawat lagi
nggak standby (kalau sekarang udah lupa caranya).
Kalau warga binaan sakitnya parah sampai harus rawat inap di rumah
sakit, petugas jaga juga yang harus ngawal. Jadi tidur di rumah sakit
beralaskan karpet atau bed RS udah saya rasakan. Sialnya kalau lupa bawa kain, ampun kedinginan modal jaket dan kaos kaki doang plus jilbab diikat ke
leher. Dingin banget soalnya. Belum lagi nggak tenang takut warga binaan ambil
kesempatan kabur atau suasana rumah sakit yang mencekam. Modalnya ya cuma banyak-banyak
berdoa sama siapin kuota internet buat streaming film.
Jika ada warga binaan yang mendapat hak CMK (Cuti Mengunjungi Keluarga)
karena salah satu anggota inti keluarganya meninggal, petugas jaga juga yang
mengawal barengan dengan staf lainnya di bidang keamanan dan ketertiban.
Saya pernah mengawal narapidana wanita yang suaminya meninggal. Pas di
pemakaman, ibu itu ngomong ke saya “bu, separuh jiwa saya sudah pergi” sambil nangis sesegukan. Saya nggak tahu harus ngomong apa selain mengusap
punggungnya. Untungnya waktu itu narapidana yang saya kawal tergolong resiko
rendah jadi alhamdulillah aman sampai balik lagi ke lapas. Intinya pas ngawal
harus waspada, kalau sampai kabur kita petugas yang kena hukuman disiplin.
Apalagi ya? Oh ya, razia atau penggeledahan juga jadi bagian dari tugas.
Biasanya yang mimpin dan memerintahkan penggeledahan dilakukan para atasan, petugas jaga yang gerak bongkar-bongkar isi kamar warga binaan.
Pengalaman saya pernah nemu alat komunikasi sampai surat cinta, eleuuuhhh umur
aja tua tapi kalau ngomong in cinta galaunya lebih dari abege.
Memastikan blok/kamar bersih juga jadi tugas regu jaga. Tinggal panggil
warga binaan yang piket hari itu, dan awasi aja kerjaan mereka. Intinya kalau
di lapas tinggal nyuruh aja karena memang itu bisa jadi bagian pembinaan
mereka. Di lapas nggak ada office boy, karena kerjaan kebersihan dikerjakan
sama warga binaan.
Oh ya selama bertugas (piket) semua kegiatan wajib dicatat di buku
laporan. Misalnya jam sekian apel, jam sekian mengawal warga binaan ke klinik, jam
sekian tutup buka pintu kamar, kira-kira begitu seterusnya.
Petugas jaga akan sibuk biasanya kalau piket pagi dan siang, karena
banyak aktivitas warga binaan. Kalau malam lebih sedikit karena semua kamar
dikunci dan nggak boleh ada aktivitas luar sampai keesokan paginya. Jadi
petugas cuma mengawasi dari pos, secara berkala keliling untuk kontrol. Momen
asem itu pas rekan jaga nggak bisa masuk, jadi jaga sendirian terus mati lampu
karena hujan petir. Cuma bisa merapal ayat kursi banyak banyak, terus ngobrol
sama regu bapak-bapak di blok anak lewat handy talky.
Apa kalau piket malam harus begadang semalaman? Saya sih nggak, karena janjian aja
sama rekan jaga untuk gantian tidur. Apalagi kalau dapat rekan jaga yang emang
nggak bisa tidur cepat, jadi saya disuruh tidur duluan. Ntar sekitar jam 4 subuh
saya lagi yang bangun dia yang tidur. Pulang piket ya saya tidur lagi, pusing
euy kalau kurang tidur (nggak ada duit juga pusing sih :p).
Saya dan rekan jaga bisa tidur karena sudah bisa membaca situasi,
apalagi kalau wanita itu resiko pelarian/kerusuhan rendah, dan jumlahnya nggak
sampai 60 orang waktu itu. Kalau petugas pria yang jagain ratusan narapidana ya
harus siap begadang atau gantian tidur tapi cuma 3-4 jam. Karena resiko
pelarian/kerusuhannya lebih besar.
Ada yang nanya juga berapa perbandingan petugas jaga dengan warga
binaan? Ya tergantung isi masing-masing lapas dan rutan. Kalau saya dulu cuma
jaga berdua di blok wanit yang isinya 54 orang,berarti 1:27 kan? Kalau suami
saya sekarang satu regunya 6 orang dengan jumlah 240 orang, jadi bisa 1:40. Di
tempat lain bahkan bisa lebih dari itu.
Kalau lagi aman dan kondusif, kerjaannya terlihat nyantai karena cuma
mengawasi dan mengawal. Tapi risikonya itu lho yang kita nggak tahu
sewaktu-waktu apa yang terjadi. Bisa kerusuhan, pelarian atau bahkan bencana
alam seperti yang sekarang terjadi di lapas Palu dan Donggala. Makanya untuk
formasi penjaga tahanan yang lulusan SMA gajinya cukup lumayan sekitar lima
jutaan. Tapi risikonya ya lumayan juga. Ditambah bonus sering masuk angin
karena jaga malam.
Kurang lebih dua tahun saya di bagian penjagaan, banyak banget suka dan dukanya. Sukanya selain dapat gaji saya banyak belajar dari kisah hidup Narapidana. Di bagian penjagaan ini kita berinteraksi lebih sering dan lebih lama dari divisi lain, jadi bisa mendengar banyak kisah-kisah pahit hidup mereka yang bisa diambil pelajaran. Selain itu melatih mental juga. Nggak gampang harus mengatur mereka yang umurnya jauh lebih tua dari saya dan dengan background kriminal yang berbeda-beda.
Dukanya kalau ada keributan, dan itu sering terjadi. Namanya sesama perempuan, kita yang kakak adek kandung berdua aja sering berantem. Apalagi mereka orang asing yang disatukan dalam satu kamar yang isinya 5-10 orang, pasti ada aja yang bikin ribut. Mulai dari hal sepele sampai yang serius. Kalau udah adu mulut, ramenya kayak pasar malam. Kalau lagi emosi petugas aja nggak didengerin. Pusiiing.
Jadi untuk teman-teman yang daftar CPNS Kemenkumham khususnya formasi
penjaga tahanan sudah tahu kan gimana gambaran kerjanya? Rutinitas itu yang
terus dilakukan berulang-ulang. Harus diingat juga karena kerjanya sistem
piket jadi nggak kenal tuh tanggal merah dan libur lebaran (tapi ada cuti
tahunan kok).
Buat yang nanya apa selamanya kerja di posisi penjaga tahanan?
Jawabannya bisa iya bisa nggak. Pindah divisi itu dilihat dari kinerja,
kebutuhan instansi dan perintah kepala. Saya sendiri pindah divisi di tahun 2015
karena saya mengajukan diri pas ada formasi divisi lain yang membutuhkan. Terus
2016 pindah ke lapas dewasa laki-laki (ikut suami), jadi nggak mungkin jadi penjaga tahanan.
Makanya sekarang masih di staf pelaporan keamanan dan ketertiban.
Kalau suami saya dari 2010 sampai sekarang masih di penjagaan. Karena
pas ada divisi lain yang membutuhkan ada senior yang lebih lama di penjagaan
(belasan tahun) yang didahulukan. Nggak apa-apalah kalau rejeki nanti pasti datang di waktu yang tepat, kan.
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kalian yang mendaftar formasi penjaga tahanan Kementrian Hukum dan HAM tahun ini. Giat belajar dan berlatih ya, semoga lulus dan bergabung menjadi keluarga besar Kemenkumham.
Get notifications from this blog
Ada positif negatifnya ya menurut saya.
ReplyDeleteBaiknya, kita bisa berbagi pengalaman dan ilmu kita kpd narapidana.
Takutnya ada penolakan atau bahkan kerusuhan yg selalu bisa saja terjadi kapan pun.
Semangat ya mba...
iya mba, setiap pekerjaan pasti ada suka duka dan resikonya. MAkasih sudah baca yaaa :a
Deleteseru banget kalau baca cerita lapas gini, karena membayangkan masuk lapas aja udah ngeri mbak eni, bayangannya udah kriminal aja, padahal mah mungkin ke lapas justru cuma mengunjungi saja yah... ditunggu cerita2 lainnya seputar lapas mbak
ReplyDeleteiya mba, ini lebih real dibandingkan yang sering digambarkan di tv. Makasih sudah baca mba Maya cantik ^_^
DeleteJujur, saya jadi tahu lebih banyak tentang Lapas dari tulisan njenengan ini, Mbak.
ReplyDeletemakasih sudah baca ya mas :)
Deletewah seru juga yah mbak, pasti ada suka dan duka nya menjadi seorang polsuspas
ReplyDeleteMba bagaimana dengan ramainya berita tahanan yg menikmati fasilitas khusus di lapas
ReplyDeleteOknum memang selalu ada kan, Bang. Nggak cuma di Kemenkumham, di Kepolisian, instansi lain bahkan swasta selalu ada oknum. Aturan sudah bagus, tinggal individunya lagi gimana. Do'ain saya jadi pegawai lapas yang selalu "lurus" yaa.
DeleteKak enny, nanti ada tes nya nggaksih jadi penjaga tahanan? Kayak lari, push up? Atau seleksi di tingkat nasional aja? Tinggi minimal buat cewe berapa kak? H
ReplyDeleteAda. Baca ini ya http://www.dudukpalingdepan.com/2017/06/pengalaman-tes-cpns-kemenkumham.html (copas linknya di browser kamu)
DeletePara tahanan ini, waktunya lebih banyak di sel apa di luar sel, mbak? Secara, kalau di bayangan saya, penjara itu cuma sel-sel-dan sel, terus kayak e kalau kelamaan di dalam sel juga bakal sumpeg. Sama, pernah nggak sih, misal para ibuk-ibuk/mbak-mbak ini ribut, Mbak Enny susah buat nenangin mereka? Atau bahkan malah kena 'gampar' dari mereka? Hehehe
ReplyDeleteTahun 2017 lalu sempet daftar CPNS Kemenkumham, tapi bukan formasi Penjaga Tahanan sih. Tapi, GAGAL :(
Banyakan di dalam sel. Kalau di luar sel 3-4 jam aja.
DeleteIya kalau udah ribut puyeng banget deh, tahu kan mulut cewek kalau udah lemes gimana? wkwkw.
Open minded,.. makasih mbak sudah berbagi,..
ReplyDeleteTanggung jawab dari serang sipir itu besar banget dan ga sembarangan ya. Terus seandainya kalo ada pelarian itu sipir nya dapat sanksi apa? Atau jangan jangan langsung di pecat lagi. Mohon informasi nya min
ReplyDeleteIya dapat sanksi, biasanya penundaan kenaikan pangkat atau penurunan pangkat.
DeleteMau nanya mbak, di lapas emang gak ada polisi yah ? Kok d tv itu byk yg nanganinnya polisi yah ? Terus kalo ada kerusuhan itu lapor ke atasan dulu apa langsung kita nanganin ? Takutnya kalo asal masuk sel kan bahaya
ReplyDeletePolisi cuma stake holder aja, membantu di situasi tertentu kalau ada kerusuhan atau pelarian. Kalau ada kerusuhan koordinasi dengan atasan dulu.
DeleteProfesi yg saya ga kepikiran akan kenal salah satu orangnya meski cuma dari blog :/ salam kenal mba Ennya dari Gita di Malang hohooho ^_^
ReplyDeleteMba di Lapas manakah?
ReplyDeleteWah nemu cerita keren nih mbak. Bakal sering berkunjung nih, agak langka nemu cerita beginian. Hehe
ReplyDeletewah ternyata begitu ya. aku belum pernah masuk lapas wanita.
ReplyDeletepernah ke lapas buat nemuin kepala lapas yg kebetulan om ku. beliau udah almarhum. dulu kepala lapas di kendal dan garut.