Cara Efektif Menstimulasi Kemampuan Bicara Anak
Setiap orang tua
pasti senang banget memperhatikan tumbuh kembang anak, termasuk kemampuan
berbicara. Rasanya bahagia luar biasa saat anak saya pertama kali menyebutkan
kata “ma..ma”. Terus bertambah kosa katanya, lalu bisa merangkai kata menjadi
kalimat, sampai kemudian bisa ngomong minta jajan ke Alfamart.
Sering juga anak
saya dapat pujian dari orang-orang, katanya cara Mukhlas bicara sudah lumayan
jelas diusia dua tahun. Tentu saya mengucapkan terima kasih. Walaupun di dalam
hati saya Mukhlas ini tumbuh kembangnya ya standar anak pada umumnya.
Sampai saya
ngobrol dengan seorang sahabat yang kerja di lembaga terapi anak berkebutuhan
khusus. Disana bukan cuma menangani ABK yang bawaan sejak lahir, tapi anak-anak
sehat namun mengalami keterlambatan kemampuan berbicara atau disebut dengan speech delay.
Dia cerita itulah
pentingnya orang tua melatih dan merangsang kemampuan anak berbicara bahkan
sejak dari kandungan. Kalau mikirnya “ah
nanti anak bakalan bisa bicara sendiri kok” dan ternyata anaknya speech delay, stimulasinya akan lebih
susah, lebih ekstra, dan lebih lama.
Saya juga pernah
nonton videonya Dr Tiwi di Youtube, tumbuh kembang anak harus sesuai waktunya.
Kalau ada satu aspek yang terlambat maka akan merembet kepada aspek lainnya.
Sehingga orang tua harus lebih ekstra agar anak bisa mengejar keterlambatan
tersebut.
Berikut cara yang
bisa ibu-ibu lakukan untuk menstimulasi kemampuan bicara pada anak :
Sering-sering ajak anak berbicara sekalipun dia
belum bisa menanggapi
Mengajak anak
ngobrol harus dimulai bahkan sejak hamil. Kalau sudah lahir, ajak terus bicara
sekalipun dia belum bisa menanggapi. Biasanya saya akan menjelaskan dengan
suara apapun yang saya lakukan terhadap anak. Misalnya pas ganti popok “Mama
ganti popoknya ya sayang, mama angkat kakinya, cuci-cuci, biar bersih, biar
nggak gatal bokongnya” walau anaknya cuma kedap-kedip mata doang yang penting
saya ngoceh terus. Kebetulan memang hobi saya ngoceh juga sih.
Belajar kosa kata dengan menggunakan flash card
sumber : Tokped |
Tentu saja sudah
banyak artikel yang menyarankan cara ini bahkan katanya bisa diajarkan dari
bayi. Tapi saya sendiri baru mulai ketika Mukhlas umur satu tahun. Caranya saya
ulangi satu gambar tiga kali dengan suara keras, kemudian anak mengulangi kata.
Oh ya teman saya
ada yang niat banget lho bikin flash card sendiri untuk anaknya dari kardus,
digambar sendiri, diwarnai sendiri, keren banget deh. Sedangkan saya adalah emak-emak
yang mengedepankan prinsip praktis, maka cukup beli di toko buku.
Ajak anak melihat, memegang, benda dan sebutkan
nama-namanya
Kalau cara ini
ajaran mama saya yang pernah mengajar PAUD. Jadi misalnya mau mengajarkan anak
nama-nama sayur. Selain dari flash card, gambar, atau video, bisa langsung ajak
anak ke dapur. Ambil bawang dan bilang “ba..wang..me..rah” minta anak
mengulanginya dan menyentuh bawangnya. Lakukan dengan fun dan
bisa sambil nyanyi juga.
Tanggapi anak ketika sering bertanya “ini apa?”
Ada fasenya anak
akan bertanya “ini apa?” “itu apa?” pada semua benda yang dia lihat. Jangan
marahin anak dan bilang dia bawel, jawab aja sesuai nama bendanya karena itu
bisa menambah kosa kata anak. Walaupun sih kadang gemes juga, soalnya anak
nanya “ini apa?” pada benda yang sama bisa sampai sepuluh kali.
*sabar...sabar....*
Membacakan Buku
Bacakan buku
kepada anak sedari bayi. Selain bisa menambah kosa kata anak, bisa mengasah
kemampuan berpikir anak karena buku ada jalan ceritanya. Salah satu cara juga
untuk menanamkan minat literasi kepada anak sejak dini.
Jangan ikutan cadel di depan anak
Cara bicara anak
balita memang menggemaskan. Tapi sebagai orangtua, kita harus mencontohkan
pengucapan kata yang benar. Misal anak bilang “mama...makan naci” kita harus balas dengan “iya mama ambilkan nasi ya. Naaa si”. Walaupun ada masanya saya juga
ikutan cadel karena gemas tapi cukup sesekali, tidak dijadikan kebiasaan.
Jangan ajarkan dua bahasa sebelum lancar bahasa
ibu
Boleh saja mau
mengajarkan anak bahasa inggris sejak dini. Tapi pastikan anak sudah paham dan
bisa bahasa Indonesia terlebih dahulu. Begitu juga dengan bahasa-bahasa
lainnya.
Saya punya cerita
juga tentang dua bahasa ini. Jadi mertua saya yang asli orang Jawa Tengah
sempat tinggal lama disini dari Mukhlas umur 8 bulan sampai 14 bulan. Mereka
senang ngajak anak saya ngobrol termasuk ngajarin kosa kata.
Masalahnya ibu
mertua saya nggak fasih bahasa Indonesia. Jadi dia sering ngajarin Mukhlas nama-nama
benda dalam bahasa jawa. Saya bukannya nggak suka, tapi saat itu fase dimana
anak mulai belajar kosa kata, dan menyambungkannya menjadi dua kata.
Takutnya kalau
Mukhlas nanti malah lebih bisa bahasa jawa, sayanya yang nggak paham dia maunya
apa karena saya yang asli orang Sumatera ini nggak bisa Bahasa Jawa kecuali “sayang, opo koe krungu jeritne atiku”.
Apalagi mertua cuma
tinggal sementara sama kami. Di lingkungan sini juga kebanyakan orang Sumatera.
Takutnya kalau Mukhlas malah lebih paham Bahasa Jawa, dia malah susah bersosialisasi
di lingkungannya sendiri.
Cara ampuhnya
tentu saja saya minta tolong suami untuk bilang ke orangtuanya baik-baik.
Tujuannya agar Mukhlas tidak bingung bahasa dan cepat bisa bicara. Nanti kalau
sudah lancar bicara boleh kok belajar bahasa lainnya.
Untungnya suami mengerti
dan ketika disampaikan ke mertua, mereka juga memaklumi. Sejak itu kalau memang
ibu mertua mau ngajarin kosa kata ke Mukhlas tapi nggak tahu Bahasa
Indonesianya, beliau akan tanya dulu ke saya atau suami.
Komunikasi adalah
koentjinya.
Ajak anak bersosialisasi
Jujur saya merasa
Mukhlas makin pintar bicaranya sejak masuk daycare.
Sebelum masuk daycare memang dia
sudah bisa mengucapkan satu kata, satu kata. Saya sedang di tahap
mengajarkannya dua kata yang disambungkan misal “mau makan” “minta minum”. Lama
banget seminggu lebih ngajarin belum lancar.
Ketika masuk daycare perkembangannya cepat banget
dari dua kata, satu kalimat, sampai bisa bicara panjang dan bisa dipahami orang
dewasa. Karena di daycare itu satu tempat dengan PAUD jadi Mukhlas berinteraksi
bukan cuma dengan bayi-bayi dan gurunya tapi juga anak-anak yang lebih besar.
Sehingga dia bisa cepat menyerap kosa kata dan dilatih dengan interaksi
sehari-hari.
Untuk ibu-ibu
yang anaknya nggak masuk daycare bisa
dengan mengajak anak main di sekitar komplek setiap sore. Biarkan anak main
dengan anak lain yang sedikit lebih besar, tentu harus diawasi agar anak tetap
menyerap kata-kata yang baik.
Nonton Video
Saya tahu kok
anak balita nggak boleh nonton apalagi pakai gadget. Tapi gimana ya zaman sekarang
susah untuk membendungnya. Jadi saya berusaha ambil sisi positifnya, tentu anak
nonton juga dengan durasi yang dibatasi.
Nggak dipungkiri
dari video-video yang dia tonton (saya dan suami yang pilihkan) dia bisa
belajar banyak kosa kata baru dan mengucapkan kalimat dengan ekspresif karena
mencontoh dari apa yang dia tonton.
Silahkan kalau
mau menghakimi, kenyataannya memang saya memang orangtua yang memperkenalkan
Youtube kepada anak. Pokoknya ujung-ujungnya harus balik ke nilai-nilai yang
dipegang masing-masing orangtua ya.
Pijat bayi
Kalau ini saya
dapatkan ilmunya dari terapis di tempat Mukhlas biasa baby spa pijat bayi terutama pada wajah bisa merangsang nafsu makan
anak dan menguatkan otot-otot mulut anak untuk kemampuan berbicara. Bisa juga
lihat caranya di Youtube ya.
***
Nah itu dia
cara-cara efektif yang sudah saya lakukan untuk menstimulasi kemampuan bicara
anak. Jangan lupa juga untuk selalu memantau perkembangan anak dengan KPSP yang
bisa dipelajari disini.
Kalau sekiranya
pertumbuhan anak nggak sesuai dengan anak seumurannya, daripada baper atau
jadinya down karena terus
membanding-bandingkan dengan anak orang lain, lebih baik segera konsultasi ke
dokter anak ya.
Semoga
bermanfaat.
Get notifications from this blog
Anakku no 2 cowok dlu umur 2 tahunan juga belum bisa ngomong dengan lancar mb, padahal ponakanku dah bisa. Was² juga padahal stimulasi juga gak kurang². Eee sekalinya diumur mau 3 thn ini malah nerocos aja ngomongnya, melebihi kakak ceweknyðŸ¤
ReplyDeleteyang penting memang nggak boleh putus asa untuk terus stimulasi mbak ^_^
DeleteLucu banget Mbak itu si kecilnya kalau sedang belajar hihi. Pintar banget
ReplyDeleteMakasih mbak anisa ^^
DeleteWah ternyata memijat itu juga bisa nih ya Mbak untuk menstimulasi anak agar bisa cepat berbicara
ReplyDeleteKalau mau nonton video diambil positifnya saja nih ya Mbak, biar si kecil bisa belajar gitu aja hihi
ReplyDeleteHuwaaa, anak saya belum bisa ngomong, udah lah mamaknya ajak ngomong dengan benar, kakaknya juga.
ReplyDeleteEh dia cuman tudu didi, ciji, gajelas sama sekali hahaha
Saya juga lupa, dulu tuh kakaknya bisa ngomong usia berapa ya?
Saya dulu sering nulis perkembangan kakaknya di notes BB, terus BBnya rusak, habis semua catatannya hahaha
Semangat terus stimulasinya mbak, saya dulu juga ada masa khawatirnya. Kalau sekarang malah saya bilang "mumu cerewet ya kayak mama" hihihi.
DeleteAnaku ngomong dulu baru jalan sih mba tenryata oke juga anak bisa bicara tuh jadi ga rewel klo mau minta apa2, tfs ya
ReplyDeletemakasih sharingnya, dulu anak pertmaku agak lambat mulai bicaranya
ReplyDelete