Tips, Biaya, dan Pengalaman Membeli Rumah Second
Meski begitu tetap saja punya rumah sendiri adalah salah satu tujuan keuangan dalam rumah tangga kami. Saya tulis sebagai tujuan jangka panjang yang mungkin akan bisa dicapai di tahun ke-8 atau ke-10 pernikahan.
Syukur Alhamdulillah ada jalan jadinya keinginan itu terwujud di tahun 2020 ini. Antara percaya nggak percaya, tapi kejadian juga.
Alasan Beli Rumah Second
Saya dan suami memutuskan membeli rumah second/bekas. Awalnya sih pengen bangun sendiri, tanahnya juga sudah kebeli hasil nyicil dari tahun 2017-2019.
Tapi kemudian kami berubah pikiran. Karena ternyata biaya bangun rumah dengan luas tanah kami, dengan bayangan tiga kamar, itu bisa nyampai angka 400 juta. Biaya jasa tukang di sini juga lumayan besar.
Memang sih kalau bangun itu kan nggak sekaligus ya, bisa dicicil-cicil, tapi tetap aja itungannya belum bisa. Saya pengen kalau pun harus minjam ke lembaga keuangan syariah, maunya sekali aja selama periode itu. Kalau bangun rumah, saya yakin nggak cukup sekali minjam.
Terus berkaca juga pada pengalaman teman sekantor yang dapat rumah second murah, karena pemilik rumahnya kena kredit macet. Dari situ saya jadi tahu kita bisa ketemu rumah layak tapi dengan harga yang lebih miring.
Proses Pencarian Rumah
Pengen ikut jejak teman sih, dapat rumah dari kredit macet gitu kan biar murah tapi ternyata waktu itu nggak ada. Jadinya cari-cari manual deh, suami yang keliling bareng temannya.
Ada beberapa pilihan. Murah, tapi masih butuh banyak renovasi dan luasnya nggak sesuai keinginan. Ada yang besar, bagus, udah keramik, pagar, eh harganya mahal.
Akhirnya ketemu juga jodohnya rumah dengan tiga kamar, masih ada sisa tanah, sudah berpagar, keramik, plafon, jadi kami tinggal pindah aja, dan harganya juga cocok.
Jual Beli Rumah Melalui Bank BNI Syariah
Namanya juga karyawan, maka lembaga keuangan jadi solusi buat kami. Kurang lebih prosesnya sekitar tiga minggu sampai uang ditransfer ke penjual dan kami bisa serah terima kunci. Alhamdulillah prosesnya juga nggak ribet.
Berkas-berkas yang harus disiapkan antara lain (suami istri)
- Fc KTP
- Fc KK
- Slip Gaji
- Rekening Koran 3 Bulan Terakhir
- Fc Halaman Depan Buku Tabungan
- Fc Buku Nikah
Dari Penjual Rumah berkas yang dibutuhkan :
- Sertifikat
- IMB
- Bukti Pembayaran PBB
Biaya-Biaya Lain Ketika Membeli Rumah Second
Nah, ini juga merupakan pengalaman berharga bagi saya setelah melalui proses beli rumah. Ternyata biaya-biaya lain banyak juga yang harus dikeluarkan ketika membeli rumah second/bekas.
Beda banget kalau beli unit di perumahan dari developer, biaya-biaya ini biasanya sudah dicover dari developer dan dimasukkan dalam margin mereka. Sedangkan rumah second harus kita bayar sendiri.
Biaya-biaya tersebut adalah :
- Biaya Balik Nama = 4juta
- APHT= 1,5jt
- SKHMT = 500rb
- Cek kelayakan = 300rb
- Leges = 400rb
- Asuransi jiwa = 1,3jt
- Asuransi Kebakaran = 657rb
- Pajak Pembeli = 3,7jt
- Angsuran yang diblokir sebagai angsuran terakhir/darurat (sebesar dua kali angsuran) = 4,2jt
- Saldo mengendap = 100ribu
Nah itu biaya-biaya lain dari proses administrasi rumah dan bank ya. Ada juga biaya lain terkait kondisi rumah misalnya ada yang bocor, atau ada gagang pintu yang rusak, beli perabot, gantungan gorden, lubang ventilasi yang perlu diganti, dll.
Semuanya menguras tabungan bangeeet. Ini aja saya maksa ke suami untuk tetap sisihkan dana darurat. Lalu menunda dulu membeli barang yang sekiranya belum urgent.
Oh ya untuk DP waktu itu saya bayar sekitar 35% dari harga jual kemudian sisanya melalui bank BNI Syariah dengan jaminan sertifikat rumah tersebut.
Hal yang Harus Diperhatikan Ketika Membeli Rumah Second
Tentu kondisi rumah adalah yang utama ya, apakah rumah tersebut perlu banyak renovasi atau nggak? Kalau memang perlu banyak renovasi tapi siapa tahu harganya benar-benar miring. Kalau harganya sesuai pasaran, pastikan kita nanti nggak perlu banyak keluar biaya banyak untuk renovasi lagi.
Soal desain itu sesuai selera ya. Ada yang bilang desain rumah yang saya tempati ini jadul. Ya biarinlah, toh saya memang nggak harus punya rumah yang desain kekinian. Terpenting bagi saya itu rumahnya nyaman, sudah dikeramik, sudah dipagar, plafon bagus, itu cukup.
Lokasi dan lingkungan juga perlu pertimbangan. Tentu kita ingin dapatnya yang nggak jauh dari tempat kerja, dan lingkungan yang baik. Suami juga sempat tanya-tanya ke beberapa tetangga di sini sebelum memutuskan untuk membeli.
Surat-surat juga harus ditanyakan, bagaimana dengan sertifikat, IMB, dan apakah PBBnya rutin di bayar atau ngak. Kemudian akses listrik, air, dan internetnya juga harus ditanya.
Terus kalau mau dapat rumah dengan harga yang terjangkau memang pas jika penjualnya benar-benar butuh. Nah tinggal perlebar telinga dan relasi deh buat cari tipe penjual seperti itu.
Lakukan Perhitungan Sebelum Memutuskan Membeli Rumah
Kalau ini mau beli rumah baru/second pastikan lakukan perhitungan di atas kertas dulu ya. Diskusikan antara suami dan istri. Karena ketika memutuskan punya rumah sendiri tentu ada alokasi dana yang harus dikeluarkan cukup besar setiap bulannya.
Bukan hanya soal cicilannya tapi juga perintilan yang dibutuhkan rumah tersebut. Entah itu perabotan, perbaikan, dan pemeliharaan.
Jadi pastikan hitung-hitungannya bisa sesuai dengan income perbulan kita. Kalau saya sih jadinya mepet ya, nabungnya jadi dikiiit banget. Tapi setidaknya nggak sampai minus.
Meski begitu dengan adanya tanggung jawab rumah ini, saya dan suami jadi semangat bekerja (di bawah tekanan cicilan, #eh wkwkwkw). Nggak kok, beneran senang senggaknya hasil kerja tiap bulan terpampang nyata.
Daripada sebelumnya sisa gaji setelah kebutuhan utama masih banyak tapi boros di belanja online atau hal kurang penting lainnya. Terus pikiran saya maunya traveling aja. Padahal traveling itu kebutuhan tersier sedangkan rumah kebutuhan primer.
Demikian pengalaman saya semoga bermanfaat bagi teman-teman yang sedang mencari hunian ya.
Kalau mau berbagi pengalaman bisa tulis di kolom komentar juga.
Get notifications from this blog
Gpp lah kalo pengeluarannya abis untuk rumah, Krn setidaknya ada wujud barang yg dibeli ya mba. Apalagi harganya bisa naik semakin lama. Itung2 investasi :). Ga pernah ada ruginya beli tanah dan rumah itu :)
ReplyDeleteMemang banyaaaak banget yg diurus dan dibayar kalo beli rumah second yaaa. Aku blm prnh ngerasain sih. Rumah yg skr, dikasih orang tua pas kami nikah, jd tinggal duduk manis masuk, lalu atur barang. Ga gede, tapi buat kami cukuplah. Cuma ga ada pekarangan aja, jadi hijau2an hrs ditanam di pot :D.
Iya mbak, apa pun itu yang penting disyukuri dan semangat nyari duit buat bayarnya hihihi. Makasih yaa udah mampir lagi. Seneng deh ^^
Deletewuah happynya mba enny sudah punya rumah sendiri, semoga berkah yah mba buat keluarga, rumah baru suasana baru
ReplyDeleteAlhamdulillah, makasih mbak Maya ^^
DeleteAku juga lagi pusing cari rumah nih, Mbak. Cari yang sesuai budget,bisa dapetnya diluar kota. Tapi kalo yang di kota, ya ampuuuuuuuun susah banget. Harus cari minggir2.
ReplyDeleteIya emang gitu mbak, ini saya di daerah harga 200an bisa dapat rumah dengan luas tanah 600m2. Coba kalau di kota bisa 500an. Coba tanya tanya orang sekitar, siapa tahu nemu penjual yang benar-benar BU.
DeleteMemang setelah berumah tangga kebutuhan primer yang selalu menjadi impian keluarga adalah gimana supaya bisa punya rumah sendiri. Jika secara finansial keluarga masih belum begitu mumpuni, bisa punya rumah itu hal yang gak mudah. Usia pernikahan saya masih 3 tahun.. doakan saya supaya juga bisa membeli rumah sendiri. Niatnya ingin menghindari pinjaman uang dari bank. Semoga Allah mudahkan.. terima kasih Mbak artikelnya menambah wawasan tentang gimana beli rumah second.
ReplyDeleteSama-sama mas. Senang kalau bermanfaat. Semoga dilancarkan rezekinya ya ^^
DeletePengalamannya seru mba. Kalau dihitung-hitung, lebih untung mana beli rumah dibanding rumah baru mba?
ReplyDeletelebih baik beli rumah dari pada sewa rumah/ kontrak
ReplyDelete