Review One Piece Live Action
Nggak Ngikutin One Piece
Kalau mendengar kata One Piece, sebenarnya saya sudah tahu bahwa itu adalah judul Manga dan Anime dari Negeri Sakura, Jepang.
Karena waktu SMP-SMA, saya sering dengar teman-teman cowok membahas One Piece. Ada juga yang bawa komiknya ke Sekolah. Sekilas dua kilas saya dengar, ceritanya tentang petualangan bajak laut yang dipenuhi pertarungan.
Makanya saya nggak tertarik untuk baca karena kurang suka dengan genre action. Sedangkan komik yang saya baca itu kayak Doraemon, Hanayori Dango, Serial Cantik, Hai Miiko, Crayon Sinchan, dan Detective Conan.
Untuk animenya juga nggak ngikutin, tapi sesekali nonton kalau kebetulan pas di depan TV di hari minggu ada kartun One Piece. Dikit-dikit saya tahu nama karakternya Luffy, yang badannya bisa melar dan suka makan. Selain itu nggak tahu.
Kena Racun Tiktok
Karena nggak ngikutin Manga / Animenya, saya nggak tahu kalau One Piece ada series Live Action. Tapi kan kalau main Tiktok, suka lewat cuplikan film / series yang lagi hype.
Nah, banyak tuh lewat FYP cuplikan series One Piece Live Action OPLA) ini. Salah satunya adegan anak kecil yang makanannya tumpah disenggol pria yang malah songong dan marah ke anak kecil itu. Terus ada pria rambut hijau yang berdiri di dekatnya dengan tatapan mata yang tajam.
Ya, pria rambut hijau itu Zoro, dan yang meranin Zoro ganteng banget, mana pas ngomong suaranya deep voice pula. Dari hashtagnya saya tahu kalau itu One Piece Live Action.
Langsung meluncur ke Netflix, daftar dulu karena belum langganan, cus bayar pakai Gopay, dan langsung nonton.
Ternyata One Piece Seru dan Menyenangkan
Image source : IG @onepiecenetflix |
Nonton episode 1 OPLA, saya agak takut kalau nggak bisa connect sama alur ceritanya karena nggak ngikutin manga / animenya, ternyata nggak lho. Pengenalan karakternya detail, dan alurnya juga gampang dicerna.
Meski ada adegan kekerasan (ya kan ceritanya Luffy tinggal di lingkungan bajak laut) tapi cerita persahabatan dan kekeluargaannya tuh sangat berkesan.
Buat saya yang sebenarnya nggak suka genre action, malah bisa menikmati keseluruhan series ini karena cerita tentang persahabatan, perjuangan, impian, itu kuat dan ngena banget. Unsur komedinya juga ada dan bikin ketawa lepas.
Benar-benar membuyarkan ekspetasi saya yang mengira kalau series action lebih dominan kepada adegan yang memberikan rasa takut dan menegangkan.
Belum lagi visual pemainnya yang memang memanjakan mata. Bukan cuma semata-mata karena cantik dan ganteng, tapi karena mereka masuk banget ke karakternya. Misalnya yang memerankan Luffy (Inaki Godoy) actingnya bagus banget. Saya jadi merasa Luffy itu memang ada, karena dia manusia biasa juga. Bedanya dia nggak sengaja aja makan buah Gomu-Gomu.
Acting Pemain yang Bikin Lupa, Kalau Ini Cuma Series.
Image source : IG @onepiecenetflix |
Series/film yang bagus menurut saya bisa membuat kita lupa kalau kita ini cuma nonton series, apalagi yang ceritanya memang fiksi, bukan dari kisah nyata. Tapi para aktor di OPLA berhasil meyakinkan penonton. Seolah-olah cerita petualangan mereka memang ada, dibalut dengan kisah suka duka selama mengarungi luasnya samudra.
Adegan pertarungannya juga masih bisa dinikmati oleh saya yang sebenarnya penakut sama kekerasan, dan benda-benda tajam. Karena adegan berantemnya dibuat "indah" bukan berfokus pada darah dan luka-luka semata.
Apalagi Roronoa Zoro dan ketiga pedangnya. Satu di tangan kanan, satu di tangan kiri, satu digigit. Ditambah dengan pandangan mata yang menusuk.
Zoro (Diperankan oleh Mackenyu Arata) memang langsung menjadi bias saya disini. Tapi karakter lain pun juga sangat berkesan dengan cerita latar belakang masing-masing.
Misalnya kisah Nami (diperankan oleh Emily Rudd), yang berjuang membebaskan desanya seorang diri dari bajak laut jahat, Arlong. Nami rela jadi pesuruh dan pencuri demi menebus kembali desanya dengan perjanjian sejumlah uang.
Tapi dasar bajak laut jahara, setelah uang Nami terkumpul, Arlong tetap menyerang desanya dan membuat perjuangan Nami sia-sia.
Adegan Nami teriak dengan rasa marah bercampur kecewa, menusuk tattonya sendiri dengan pisau, dan bercucuran air mata sampai akhirnya bilang "Luffy, help me" bagi saya itu sedih banget.
Karena sebagai sesama perempuan, saya bisa relate dengan karakter Nami yang kuat dan selalu berusaha menyelesaikan masalahnya sendiri. Tapi sekeras apapun usahanya, ada momen dimana dia udah nggak sanggup lagi dan akhirnya minta pertolongan temannya. That's so me.
Begitu juga dengan Sanji (Diperankan oleh Taz Skylar), meski nggak relate sama kisahnya, tapi cerita Sanji benar-benar ngajarin tentang arti bertahan hidup dan bagaimana membalas kebaikan orang yang merelakan banyak hal dalam hidupnya untuk kita.
Karakter Usopp (diperankan oleh Jacob Gibson) juga mengajarkan meski nggak sekuat dan seberani teman-temannya yang lain, tapi hati yang tulus bisa mengalahkan rintangan apapun.
Cuma saya agak gemes sama karakter Kaya aja sih, klemar kelemer dan nggak percaya sama sahabat sendiri, hampir aja kan dibunuh Klahadore.
Lalu apakah karakter teman-teman Luffy disini menutupi tokoh Luffy itu sendiri? Sama sekali nggak. Selain karena memang dia tokoh utamanya, Inaki berhasil memerankan Luffy, seorang bajak laut yang berobsesi menjadi raja bajak laut untuk mencari harta One Piece, tapi dengan karakternya yang polos dan baik hati.
Karena suka dengan series ini, saya jadi ngepoin pemerannya dan beberapa video behind the scenenya. Saya jadi tahu kalau Inaki dipilih langsung oleh Eiichiro Oda, komikus pencipta One Piece. Bahkan Oda sensei bilang, Inaki terlahir menjadi Luffy.
Saya kepoin juga kan beberapa video Inaki yang memang sudah banyak dibagikan di internet, dan emang karakternya itu "Luffy banget". Kayak saudara kembar tapi beda dunia aja.
Dari artikel yang banyak beredar di internet, memang pembuatan series ini melibatkan Eiichiro Oda secara langsung. Jadi bisa mengontrol proses pembuatan series sehingga alurnya nggak lari dari cerita Manga / Anime One Piece itu sendiri.
Itulah kenapa banyak yang bilang kalau OPLA adalah series live action terbaik yang diangkat dari manga /anime.
Gara-Gara OPLA jadi Baca Komik dan Nonton Anime One Piece
Yak, setelah namatin OPLA series session 1 (arc east blue) saya jadi kepo sama komik dan animenya. Saya langsung cari di toko oren dan beli komik volume 1. Niatnya kalau memang suka, saya mau koleksi volume lainnya.
Begitu juga dengan animenya yang ternyata juga ada di Netlfix, yaudah sekalian nonton juga.
Ternyata saya suka 😍.
Apalagi dikomik dan anime, ceritanya lebih detail daripada live action. Meski komik bukan gambar bergerak, tapi saya menikmati detail gambarnya yang justru lebih mengaduk emosi.
Kalau komik dan anime, cenderung sama persis baik gambar dan alurnya. Jadi meski episode dan chapternya udah 1000 lebih, tapi saya bisa selang seling lanjutin antara komik dan anime. Lagian nontonnya bisa disambi ngelipet baju atau nyetrika 😁✌.
Manga One Piece juga bisa dibaca online. Ngebantu banget buat saya sembari ada budget buat ngumpulin semua komiknya.
Komik one piece beli di >>> https://shope.ee/LL6gMeVW3
Bisa dibilang akhirnya saya jadi #Nakama (teman dalam bahasa Jepng, dan sebutan untuk fans One Piece) juga gara-gara nonton OPLA. Bahkan saya impulsif beli kaos dan phone case dengan gambar karakter Roronoa Zoro, hehe.
Beli Kaos One Piece >> https://shope.ee/3puyrAIIxb
Beli iPhone Case Roronoa Zoro >> https://shope.ee/4KrFRw6QQg
Kalau dibilang buat apa sih ibu-ibu kayak saya ngoleksi komik dan beli printilannya? Jawabannya ya karena suka cerita One Piece yang memberikan perasaan hangat, rasa senang, dan mengobarkan semangat untuk mencapai impian.
Sebagai orang dewasa yang banyak tanggung jawab didunia nyata, kadang kita butuh distraksi untuk memberi makan ruang senang di dalam hati dan pikiran kita.
Lagipula anak saya kan cowok, nanti kalau udah cukup umurnya, komik-komik One Piece bisa saya kasihin ke dia.
Kalau sekarang cukup saya ceritakan aja karakternya, belum saya bolehin nonton anime dan live action, karena emang banyak adegan kekerasannya (dan ada adegan ciuman juga).
One Piece Live Action Series Akan Ada Session 2
Tepuk tangan dan enam jempol deh (dua lagi pinjam jempol suami) untuk One Piece Live Action series ini. Terutama untuk semua actor dan crew yang terlibat di dalamnya.
Terimakasih karena sudah totalitas dalam berkarya, sehingga saya juga bisa jatuh cinta dengan One Piece, sekalipun bisa dibilang telat banget ya 😅.
Meski menelan biaya yang sangat besar, tapi antusias penonton OPLA, akhirnya Eiichiro Oda dan tim Netflix kemarin mengumumkan akan ada OPLA Session 2.
Yeayyyy!!!
Memang belum tahu kapan, bisa jadi masih dua tahun lagi mengingat proses shooting dan editingnya yang ribet banget. Tapi nggak apa-apa, selagi nunggu, semoga saya bisa ngejar 1000an chapter komik dan animenya.
Pada session 2 ini akan muncul karakter-karakter lain yang nanti akan bergabung menjadi crew Luffy.
Nggak sabar rasanya, apalagi pasti akan ada improve kualitas series dari evaluasi penayangan OPLA session 1.
Nah bagi yang belum nonton, yuk nonton One Piece Live Action dengan jumlah 8 episode secara legal di Neftlix. Ada kok paket yang terjangkau, paket ponsel cuma 55ribu, sedangkan paket untuk tablet harganya 65ribu bisa bayar pakai e-wallet (saya pakai Gopay). Kalau mau gratisan bisa juga kok, tinggal nebeng aja akun Netflix tetangga, hihi.
Bagi Nakama yang sudah nonton, gimana nih OPLA menurut kalian? Tulis di kolom komentar, ya.
Get notifications from this blog
Wah keracunan anaknya nih ya, Kak tentang One Piece. Tapi memang bagus sih
ReplyDeleteWah karakternya mirip-mirip semua nih ya, Kak. Keren banget memang
ReplyDeleteAwal-awal munculnya serial One Piece aku nonton, tapi entah kenapa aku susah memahami inti ceritanya, heran aja sampe sekarang, kayak ga paham paham.
ReplyDeleteBeda lagi kalau nonton doraemon, conan dsb, giliran nontonin One Piece malah bingung. Tiap adik aku liat tv, aku juga nimbrung tapi tetep ga ngeh juga