Surat Untuk Anakku
Ini adalah surat tahun ketujuh.
Alhamdulillah, puji syukur mama ucapkan kepada Allah SWT karena kita masih diberikan umur dan kesehatan, jadi masih bisa merayakan bersama penambahan umur kamu, anak pertama mama dan baba.
Anakku sayang, meski sudah tujuh tahun berlalu tapi mama masih mengingat dengan jelas masa-masa kehamilan mama. Dengan rasa suka duka ketika mengandung, menyusui, melewati setiap fase tumbuh kembang, rasa risau dan sedih ketika kamu sakit, dan tumpah ruah rasa bahagia yang sulit digambarkan ketika melihat senyummu, anakku.
Tentu do’a kebaikan, akan selalu mama baba panjatkan. Semoga kamu menjadi anak yang sehat, cerdas, ditemukan dan dikelilingi dengan orang-orang baik, tumbuh dengan sikap yang tegas tetapi hati yang lembut, dan selalu dalam lindungan Allah dimanapun kamu berada.
Satu hal lagi dan yang paling penting, tumbuhlah menjadi anak yang bahagia.
Mama juga mau minta maaf ya, karena mama adalah manusia biasa, jauh dari kata sempurna.
Masih ada momen mama menegur dengan nada tinggi, dengan bentakan, dan dengan ancaman. Maaf kalau mama masih pakai parenting VOC zaman Belanda. Gimana ya, darah Sumatera ini masih mengalir deras. Tapi nggak lain nggak bukan, itu juga bagian dari mendidik.
Tapi sebagai manusia biasa juga, mama mau jadi pembelajar. Belajar untuk jadi ibu yang lebih baik, dan jadi bestie yang asik.
Mama nggak menuntut yang susah-susah. Kalau soal belajar, yang penting selesai dan bisa mengikuti. Di sekolah hormat sama guru, ikuti apa arahan guru, dan berteman yang baik.
Semoga aja kamu nggak susah dibangunin pagi, mau makan sayur, dan lebih mandiri ya, Nak.
Kedepannya mari kita sama-sama banyak mengukir memori indah. Jalan-jalan, ke taman bermain, jajan enak, main bareng, berenang, olahraga, dan masih banyak lagi.
Dengan segala kekurangan dan kelebihan mama dan baba, semoga kelak kamu bisa merasa beruntung dan bersyukur ditakdirkan menjadi anak kami.
Once again, Happy birthday my sonshine.
Love you so so so much.
Get notifications from this blog
