√ Hidup Enak yang Kita Lihat Dari Orang Lain - Duduk Paling Depan

Hidup Enak yang Kita Lihat Dari Orang Lain

 



"Dia cakep, dapat pasangan yang cakep dan mapan juga, punya anak sepasang cewek dan cowok, di postingannya sering liburan ke tempat-tempat bagus, keluarganya harmonis. Duh, enak ya hidupnya."

Kita pasti pernah mendengar ungkapan di atas baik dari orang di sekitar kita, atau bahkan dari kita sendiri yang mengomentari hidup enak yang kita lihat dari orang lain. 

Apalagi sejak marak media sosial, dan orang-orang berbagi keseharian mereka tanpa diminta, kita jadi seolah tahu betul kehidupan mereka dari postingannya. 

Dari media sosial juga, kita pasti ketemu akun yang hidupnya terlihat enak. Selalu posting yang indah-indah aja. Keluarga harmonis, makanan enak di restoran mewah, tempat liburan dalam  dan luar negri, keuntungan bisnis yang besar, belum lagi selfie dan ootdnya yang bikin iri karena #bodygoals banget. 

"Kok bisa ya ada orang yang hidupnya seberuntung itu dari segala aspek?"

Padahal jawabannya ya, "nggak ada". 

Nggak ada orang yang hidupnya sempurna, berhasil dibanyak hal bukan berarti nggak ada ujian, cobaan, dan kekecewaan dalam hidupnya. 

Hidup enak yang kita lihat dari orang lain itu karena media sosial bisa dibranding, kita bisa pilih bagaimana citra kita mau dikenal dari media sosial. 

Mau terlihat kaya? Posting aja yang mewah-mewah. Perkara barang dan tempat mewah itu fotonya nyomot diinternet, atau hasil minjam duit, hasil investasi bodong, orang nggak bakal ngeh juga. Sepintas, kita berhasil terlihat kaya. 

Mau dibelakang itu tagihan membengkak, temen nagih marah-marah, debt collector nelponin terus, yang penting feeds terlihat bagus. 

Begitu juga dengan keluarga harmonis, dibelakang itu pasti ada pertengkaran, atau bahkan mungkin bekas lebam karena kekerasan. 

Intinya di media sosial kita bisa membentuk citra apa saja yang kita mau. 

Karena media sosial sebenarnya hanya beberapa kepingan dari keseluruhan puzzle dalam hidup kita. 

Saya juga seperti itu. Saya hanya posting yang senang-senang saja. Pas jalan-jalan bareng keluarga. Makan enak, ke tempat wisata, ah happy pokoknya. 

Tapi aslinya nggak tiap hari makan di resto, sering juga masak nasi goreng telor ceplok doang. Begitu juga dengan kehidupan berkeluarga tentunya ada masa berantem dengan pasangan, marah sama anak, dan sebagainya. Bagian itu nggak saya posting ke medsos. 

Jadi, pelajarannya adalah nggak perlu berkecil hati membandingkan hidup enak yang kita lihat dari orang lain. Sekalipun hidup enak itu terlihat bukan cuma di medsos, tapi di dunia nyata, di dekat kita, karena yang paling tahu apa yang terjadi adalah orang itu sendiri. 

Nggak mungkin ada manusia yang nggak dikasih ujian kehidupan. Kita semua sama-sama ciptaan Allah yang salah satu sifatNya adalah Maha Adil. Bukan kita sendiri kok yang pernah bersedih hati karena diuji, semua pasti pernah, kita aja yang nggak tahu. 

Let them be them, let us be us. 

Kalau ada orang yang hidupnya terlihat enak, kita ikut mendo'akan agar hal-hal baik tetap terjadi kepada dia, dan terjadi kepada kita. 

Saya pribadi, berusaha memilah-milih apa yang saya lihat di medsos. Jujur aja kadang ada perasaan nggak enak kalau lihat postingan orang dengan pencapaiannya yang saya juga inginkan tapi saya belum dapat. 

Mereka nggak salah, saya yang terselip rasa iri dan cepat-cepat istighfar lalu memilih untuk nggak lihat lagi postingannya. Karena nggak mau sampai jadi penyakit hati. 

Begitulah, lika-liku kehidupan manusia. Nggak ada yang sempurna. 

Jangan berkecil hati, jangan pula terlalu berbangga diri. Karena semua pasti sudah ada porsinya masing-masing. 



Get notifications from this blog

4 comments

  1. Kadang miris sih melihat orang-orang yang terlalu percaya sama apa yang mereka liat di medsos. Mungkin karena itulah saya lebih terbuka masalah sedih aja ketimbang bahagia, hahaha.
    Kebalik dari orang lain ya, yang mana kata mereka.
    Biar kita udah nggak makan, yang penting orang liat kita ketawa dan bahagia terus.

    Kalau saya mah, meski saya bahagia luar biasa, dijamin postingnya lebih dikit.
    Saya nggak mau, gegara postingan saya orang jadi sedih. Meskipun sebenarnya itu bukan tanggung jawab saya ya.
    Intinya, semoga semakin banyak orang percaya, bahwa Tuhan itu Adil, tidak ada yang lebih daripada lainnya.
    Even anak Raffi Ahmad si Rafatar, pasti punya ujiannya tersendiri :)

    ReplyDelete
  2. setuju, semua ada porsinya dan mungkin jalan tiap orang untuk mencapainya berbeda-beda. Ada yang luruss langsung nyampe atau ada yang masih berliku-liku
    yang penting kita tetep semangat dan berusaha plus nggak lupa juga berdoa

    ReplyDelete
  3. Agree mbaaa. Ga ada guna sih kalo itu ama keberhasilan orang lain, apalagi kalo menilainya hanya dari medsos orang tersebut. Yg jelas2 medsos mah bisa disetting 😂.

    Yg ada kitanya malah mutung, ga semangat kerja, pikiran kok ya iriii mulu. Aku lebih memilih melihat keberhasilan orang di medsos sebagai pecutan utk bisa mencapai hal sama. Sebagai motivasi.

    Cth nya kayak postingan mba Trinity traveler. Dia aku jadikan panutan dlm traveling. Negara2 unik yg dia visit, hal yg dia coba.. Jd semangat.

    ReplyDelete
  4. Makasih untuk tulisannya, Mbak. Menemukan tulisan ini di waktu yang tepat.

    ReplyDelete