Hal yang Sulit Dimengerti
Kalau ada pasangan yang memutuskan menikah karena saling mencintai atau punya tujuan yang sama dalam membina rumah tangga, saya bisa mengerti.
Kalau kemudian ditengah perjalanan pernikahan, mereka menemukan banyak ketidakcocokan, perbedaan prinsip, perlakuan toxic satu sama lain, lalu memutuskan berpisah secara sah dimata agama dan hukum, saya bisa mengerti.
Kalau dua orang dewasa yang awalnya saling mencintai, lalu karena banyak faktor mereka jadi saling menyakiti lalu saling membenci, saya bisa mengerti.
Karena mereka adalah dua orang yang dibesarkan dengan budaya keluarga yang berbeda, dengan pemikiran yang berbeda, dan bertemu ketika dewasa.
Jadi jika jalan hidup menakdirkan mereka berpisah, sekali lagi saya tulis, saya bisa mengerti.
Namun ada hal yang sulit untuk saya mengerti.
Yaitu orangtua yang melupakan tanggung jawab dan kewajibannya terhadap anak kandung.
Like, why?
Padahal anak kandung itu didapat dari ikhtiar yang sah, dari perencanaan dan kesepakatan bersama.
Lalu hanya karena dua orang yang ditakdirkan menjadi orangtuanya tidak cocok terus bersama, lalu kenapa kewajiban terhadap anak menghilang?
Bagaimanapun keadaannya, kewajiban orangtua rasanya tidak pernah gugur, hanya bentuk ikhtiar dan hasilnya yang berbeda.
Nafkah yang tidak diberi tidak akan membuatmu kaya, tapi anakmu juga tidak akan miskin.
Allah akan menjamin rezeki mereka, seharusnya darimu, tapi karena kamu mengabaikannya, Allah akan menitipkannya pada orang yang ikhlas merawat mereka.
Kalau sudah memutuskan pergi, jangan kembali.
Begitulah, hal yang sulit dimengerti.
Ada orangtua menafkahi anak sambung, melupakan nafkah anak kandung.
Rasanya seperti komedi.
Tetapi tidak ada yang tertawa.
Get notifications from this blog